10 Perpustakaan unik dan menarik di Indonesia
Dengan inovasi dan kreatifitas beberapa perpustakaan berikut ini menggunakan konsep berbeda dari perpustakaan pada umumnya. Dari keberadaannya, atau arsitektur bangunan bahkan media yang digunakan menjadikan perpustakaan berikut ini menjadi perpustakaan unik yang membuat kita penasaran untuk mengunjunginya.
1. Perpustakaan Soeman Hs
Perpustakaan ini menggunakan konsep arsitektur modern. Hal ini dapat dilihat dari bentuk lengkungan yang menyerupai sebuah buku tebal yang terbuka jika dilihat dari atas gedung. Dan dari konstruksi yang digunakan dalam pembuatan bangunan yaitu menggunakan baja konstruksi yang dapat dilihat dari pilar-pilar melengkung pada atap bangunan.
2. Pepustakaan Kontainer
Dinamai dengan Taman Baca dan Poligigi “Amin”, perpustakaan yang dibangun dari tujuh kontainer penuh warna tersebut memiliki kurang lebih 6.000 koleksi buku yang bisa dibaca oleh masyarakat setempat secara gratis. Perpustakaan Amin dibuka mulai pukul 14.00 dan tutup pada 21.00 WIB. Kebetulan perpustakaan ini lokasi-nya tepat di gerbang pintu masuk wahana wisata Jawa Timur Park I.
3. Kuda Pustaka
Ridwan Sururi membuat perpustakaan keliling dengan kudanya yang bernama Luna. Kuda tersebut digunakan sebagai tunggangannya untuk berkeliling ke sekolah-sekolah di dekat rumahnya. Ridwan berkeliling dengan Luna pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis.
Menurut BBC Indonesia, Ridwan mengatakan bahwa dirinya tidak mencari uang dari perpustakaan keliling miliknya. Dia hanya mencari kepuasan hati, rupanya pria ini senang sekali dengan berkeliling dengan kuda.
Ide perpustakaan keliling ini datang dari salah satu temannya. Temanya yang merupakan pecinta kuda ini mempunyai Ide menciptakan perpustakaan keliling. Lalu Ridwan pun setuju dengan ide temannya tersebut.
- Cobalah untuk jatuh cinta lagi
- 10 Masjid di Indonesia yang selamat dari bencana
- 10 Aplikasi android yang kontroversial
4. Library Cafe / Perpustakaan Kafe
Salah satu inovasi terbaru masa kini yaitu hadirnya perpustakaan yang menggunakan konsep kafe. Perpustakaan dengan konsep kafe adalah perputakaan yang sangat fleksibel dan didesain sesantai mungkin dengan kombinasi kafe didalamnya. Selain itu perpustakaan dengan konsep kafe ini dapat merubah citra perpustakaan yang terlihat serius, tenang dan membosankan. Pengunjung dapat dengan santai membaca buku sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia. Perpustakaan dengan konsep kafe ini juga dapat dijadikan sebagai tempat nongkrong yang cozy untuk berkumpul dengan teman-teman, sahabat, rekan kerja ataupun kekasih.
Perpustakaan dengan konsep Kafe dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Selain didirikan untuk profit oriented karena menjual produk makanan dan minuman, yang pasti tujuan utamanya juga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ada minimal dua keuntungan besar yang diperoleh dengan didirikannya perpustakaan dengan konsep kafe. Pertama, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menjadikan masyarakat gemar berkunjung ke perpustakaan, sehingga minat baca masyarakat meningkat. Kedua, memperoleh keuntungan berupa materi dari hasil bisnis kafe tersebut. Hasil keuntungan tersebut dapat digunakan untuk biaya operasional perpustakaan, sehingga perpustakaan dapat mandiri dan tidak selalu bergantung pada bantuan dana pemerintah pusat dan daerah.
5. Perpustakaan Universitas Malahayati
Perpustakaan unik dan menarik di Indonesia selanjutnya adalah ruang perpustakaan Universitas Malahayati, Lampung, sangat tak biasa. Selain berisi buku-buku yang tersusun rapi di rak, juga dilengkapi miniatur rumah adat seluruh Indonesia. Miniatur rumah adat ini bisa menjadi tempat diskusi yang dilengkapi LCD dan tentu saja ada akses internetnya. Miniatur rumah adat ini juga dibangun oleh tukang-tukang dari daerah masing-masing. Mulai dari Aceh hingga ke Papua.
Rak-rak buku yang panjang dan luas dikelilingi kolam ikan. Ada gemercik air di dalam perpustakaan ini. Selain itu, perpusatakaan juga dilengkapi ruang baca yang luas dan dirancang untuk memanjakan pembaca buku di perpustakaan ini.
6. Kereta Pustaka Indonesia
Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan sarana perkeretaapian Unit Pelestarian dan Benda Bersejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) melakukan perbaikan/modifikasi pemanfaatan, salah satunya dengan merombak gerbong barang B 80101 menjadi Kereta Pustaka Indonesia yang selanjutnya dijadikan sebagai gerbong baca dan mobile museum. Gerbong seri B 80101 yang mulai dinas pada tahun 1980 merupakan salah satu sarana angkut barang yang sangat efisien sebagai alat pengangkut yang ramah lingkungan serta daya angkutnya besar. Dahulunya gerbong ini merupakan kereta rel diesel (KRD) kemudian dirombak menjadi gerbong bagasi. Saat ini gerbong tersebut kondisinya masih layak pakai dan siap operasi (SO).
7. Perpustakaan Penjual Jamu
Dalam upaya menumbuhkan semangat membaca masyarakat Sidoarjo di tingkat pelajar, karyawan hingga ibu rumah tangga terus ditingkatkan oleh M Fauzi (33) warga Desa Sukorejo RT 09 RW 03 Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo dengan menggalakkan perpustakaan keliling, Selasa (19/05/2015).
Dengan membawa puluhan buku mulai dari Novel, cerpen, buku memasak hingga kamus khusus buat para pelajar itu tidak pernah lepas dari rak jamu yang selalu ia jajakan mengelilingi pelosok desa dan pabrik-pabrik yang ada di Buduran hingga Gedangan Sidoarjo.
Dengan slogan yang ditulis di depan rak jamu “Sak iki jamane moco” (sekarang waktunya membaca-Red) itu diharapkan masyarakat Sidoarjo khususnya pembeli jamu tradisional bikinan M Fauzi semakin giat membaca sejak dini.
“Melihat situasi dan kondisi masyarakat di Sidoarjo saat ini, minat membaca masyarakat sangat sedikit, khususnya bagi para karyawan pabrik. Mereka sudah bekerja sejak pagi hingga sore, dan tidak mempunyai waktu untuk ke perpustakaan. Maka dari itu, saya menyediakan perpustakaan keliling ini untuk memfasilitasi mereka supaya bisa membaca dengan mudah,” terang Fauzi.
8. Becak, Motor & Bendi Pustaka
Semakin banyak orang yang membaca, makin banyak pula ilmu tersebar. Itulah yang dilakukan Muhammad Ridwan Alimuddin, lelaki kelahiran, Tinambung, 23 Desember 1978, tak hanya buat perahu Pustaka, akan tetapi becak pun disulap jadi becak pustaka.
Becak pustaka ini akan menyasar sekolah dasar (SD) pada jam istirahat dan sore hari. “Kalau sekolah rencana pukul 08.00-10.00 wita, dan pulang sekolah pukul 15.30-17.30 wita,” ungkapnya.
Becak pustaka ini akan mampir di empat desa di Kecamatan Balanipa, Polman, Sulbar, yaitu Desa Galung Tulu, Sabang Subik, Pambusuang, dan Bala. “Tiap hari desa ini akan digilir,” ujarnya.
Tak hanya itu, Ridwan juga tengah menyiapkan Motor Pustaka. Motor pustaka ini akan mengjangkau daerah pengunungan, kampung terpencil. Jadi, lengkaplah Perahu pustaka, Becak Pustaka dan Motor Pustaka, dan Bendi Pustaka Paqissangang, ala Muhammad Rahmat Muchtar
9. Perahu Pustaka
Sebuah inisiatif bernama Perahu pustaka diluncurkan untuk menyediakan buku bacaan bagi anak-anak di pulau-pulau kecil di Teluk Makassar.
Muhammad Ridwan Alimuddin, 36, salah satu inisiatornya mengatakan ide ini diawali dari percakapan di Twitter bersama Nirwan Ahmad Arsuka.
Sebuah perahu tradisional khas Mandar kembali diangkat kepermukaan sebagai simbol pelestarian tradisi dan budaya lokal di Sulawesi Barat. Perahu yang dibuat khusus ini merupakan swadaya dari komunitas budaya setempat dibantu masyarakat dalam rangka mendukung program pengembangan pendidikan sosial lokal. Kehadiran karya ini tentu menambah referensi dan informasi baru yang sangat berharga mengenai fungsi sebuah pelestarian tradisi dalam mendukung edukasi budaya dan kearifan lokal di Sulawesi Barat.
Perahu yang diberi nama Patingalloang ini berbalut misi yang unik yakni sebagai pendukung media pembelajaran, sekaligus media pencerahan. Ia diberi status “Perahu Pustaka”, perahu yang di orientasikan memfasilitasi minat masyarakat umum untuk belajar khususnya tentang budaya dan tradisi Mandar.
10. Perpustakaan Rumah Adat
Di Pulau Samosir, Danau Toba, kita akan banyak melihat Sopo, rumah adat Batak. Namun, rumah yang paling unik adalah yang dijadikan perpustakaan di Tomok, yaitu Sopo Belajar Lottung.
Alusi TaoToba merupakan sebuah yayasan yang saat ini sedang menjalankan program Samosir Membaca. Program Samosir Membaca ini dilakukan dengan mendirikan Sopo Belajar atau bisa juga disebut sebagai Perpustakaan Plus. Sopo Belajar ini bukan hanya sekedar tempat membaca tetapi juga tempat belajar banyak hal sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat khususnya anak-anak. Beberapa kelas yang ada di Sopo Belajar yaitu English for Fun, Kelas Kreativitas, Klub Baca, Kelas Musik, Kelas Minat dan Bakat, Menggambar & Mewarnai serta Pemutaran Film yang bertemakan lingkungan, budaya, ilmu pengetahuan dan budi pekerti.
Sopo Belajar ini berlokasi di Huta Lontung Na Godang, Desa Pardomuan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Sopo Belajar Lontung mulai beroperasi pada 20 April 2010. Sopo Belajar ini menempati sebuah Sopo yang berusia hampir 200 tahun. Sopo yang berlantai 3 ini dahulunya merupakan lumbung padi pada lantai yang paling atas. Lantai yang ditengah merupakan tempat pertemuan atau musyawarah dan menenun ulos sedangkan laintai dasarnya merupakan kandang kerbau. Lumbung yang bermetamorfosa dari lumbung padi menjadi lumbung ilmu.
Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas." (Mohammad Hatta)
sumber:
http://ulinulin.com/
http://edupaint.com/
https://uzone.id/
http://www.kabarkami.com/
https://ikanobujakarta.wordpress.com/
http://www.atjehcyber.com/
http://perahupustaka.com/
http://www.humas-protokol.sidoarjokab.go.id/
http://alusitaotoba.tumblr.com/
http://www.kaskus.co.id/
Bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih