Mengenal apa itu Feminisme
Setiap individu baik laki-laki ataupun perempuan memiliki hak yang sama dalam mengembangkan minat dan bakat, serta mengeksplorasi kemampuannya. Inilah yang menjadi dasar munculnya pemahaman dan gerakan bernama feminisme. Sebenarnya apa sih, yang dimaksud dengan feminisme? Coba cek penjelasannya di sini. Mengenal apa itu Feminisme
SEJARAH SINGKAT FEMINISME
Feminisme sebenarnya adalah teori mengenai kesetaraan politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan untuk setiap orang, terutama untuk perempuan. Sebuah gerakan untuk menuntut dan mendapatkan hak yang sepenuhnya sama antara laki-laki dan perempuan.
Menurut penulis dan filsuf Inggris, Mary Wollstonecraft dalam bukunya yang berjudul A Vindication of The Right of Woman, feminisme adalah suatu gerakan emansipasi perempuan yang dengan Lantang menyuarakan tentang perbaikan kedudukan perempuan dan menolak adanya perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan.
Marry mengatakan dalam bukunya, perempuan itu nggak lebih rendah dari laki-laki. Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan seharusnya setara dalam setiap bidang kehidupan. Terutama dalam segi pendidikan dan sosial-politik.
Feminisme mulai terkenal di abad ke-18 yang mengacu pada keselaraan Laki-laki dan perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan dalam segala bidang, seperti ekonomi, sosial, politik, dan pendidikan. Secara keseluruhan, feminisme dapat diartikan pemikiran bahwa perempuan harus mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam mengembangkan dirinya.
Di Indonesia sendiri ada tokoh emansipasi wanita, Raden Ajeng Kartini yang pada saat itu mengkritik keadaan perempuan yang tidak diberikan kesempatan yang sama dalam hal pendidikan. Nah, saat ini salah satu dampak yang diberikan oleh feminisme dalam bidang politik di Indonesia ialah adanya 30% kuota untuk perempuan dalam parlemen.
Tiga Gelombang Feminisme
Dalam perjalanannya, feminisme ini terbagi menjadi tiga gelombang. Pada gelombang pertama yang mencakup pemikiran feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme anarkis, feminisme marxis, dan feminisme sosialis. Gelombang pertama ini dimulai pada pertengahan tahun 1700-an hingga tahun 1960 yang lebih fokus pada kesenjangan politik dan pendidikan.
Pada gelombang kedua yang terjadi sekitar tahun 1960-1980 mencakup pemikiran feminisme eksistensialis dan feminisme gynocentrism. Pada gelombang kedua ini dapat dikatakan melanjutkan apa yang sudah di lakukan pada gelombang pertama. Di gelombang kedua ini lebih ke arah pembebasan perempuan, yang muncul sebagai reaksi perempuan dan berbagai diskriminasi. Seperti ketidaksetaraan dalam tempat kerja, keluarga, hak-hak reproduksi, dan sebagainya.
Pada gelombang yang ketiga, mencakup pemikiran feminisme postmodern, feminisme multikultural, feminisme global, dan ekofeminisme. Di gelombang ketiga ini mulai pada sekitar tahun 1980 hingga saat ini dan mengusung soal keragaman serta perubahan hak perempuan di era postcolonial, globalisasi. dan pasca modernisasi.
Nah, feminisme juga bukan soal politik atau pendidikan saja, lho. Salah satu contohnya adalah feminisme multikultural yang membahas persoalan mengenai ras, preferensi seks, agama, dan sebagainya. Feminisme multikultural mendukung adanya diversitas yang menjadi pilihan gaya hidup dan ideologi.
Tujuan Feminisme
Menurut Kathy Caprino, konsultan career growth asal Amerika Serikat dan penulis di website Forbes, banyak orang yang kurang suka dengan ideologi feminisme, karena menganggap tujuan dari pemikiran ini adalah ingin perempuan bisa mengalahkan laki-laki.
Padahal, meskipun memiliki banyak paham dan aliran, tapi tujuan utamanya feminisme adalah untuk menyetarakan kedudukan perempuan dan laki-laki dalam perannya di berbagai bidang.
- 7 Film tentang kemampuan telepati
- 7 Komunitas untuk perempuan aktif
- 7 Makanan yang unik dan khas di berbagai negara
Kathy Caprino dalam tulisannya di website Forbes mengatakan kalau feminisme mengerti bahwa dari segi fisik, cewek dan cowok itu berbeda banget Bahkan kekuatan fisik kita berbeda dari cowok. Tapi, bukan berarti kita nggak bisa melakukan kegiatan atau pekerjaan yang sama dengan cowok.
Feminisme mengajarkan kita untuk tidak memikirkan atau mengategorikan seseorang atas jenis kelaminnya. Kita harus berhenti mengasosiasikan tingkat kekuatan seseorang dengan jenis kelamin tertentu.
Tanpa memandang jenis kelamin, seharusnya setiap orang bisa melakukan apapun yang membuat mereka bahagia. Setiap individu memiliki bakat dan kemampuan khusus yang dapat mereka kontribusikan di dalam masyarakat ataupun ruang publik.
Orang tidak seharusnya merasa didiskriminasi saat menjadi dirinya sendiri. Hal ini juga mengacu bagaimana laki-laki nggak harus takut menjadi rentan dan perempuan menjadi mandiri.
sources:
https://magdalene.co/story/10-pemahaman-keliru-tentang-feminisme
https://medium.com/@ariefism/mengenal-feminisme-bagian-i-198d7c88f6f1
https://perempuanjugabisa.wordpress.com/2016/10/28/mengenal-istilah-feinisme/