7 Kisah sukses anak jenius di bidang teknologi
Di era yang penuh dengan teknologi maju yang semakin berkembang sekarang ini telah banyak inovasi inovasi yang ditemukan, dimana para penemu atau pencipta inovasi tersebut tentu bukan diciptakan oleh sembarang orang, tapi bagaimana bila teknologi diciptakan oleh anak kecil yang jenius. Karena kegemaran dan hobi mereka, dan rasa keingin tahuan yang besar yang membuat mereka terus menggali ilmu pengetahuan untuk mengembangkan dan mewujudkan keinginan mereka. Berikut 7 Kisah sukses anak jenius di bidang teknologi.
1. Ben Pasternak
Pencipta Aplikasi game Impossible Rush
Cowok satu ini diperkirakan akan mengalami kesuksesan yang sama dengan pembuat sosmed paling terkenal Facebook, Mark Zuckerberg. Nama remaja asal Sydney, Australia ini menjadi perbincangan di dunia aplikasi permainan. Nama Ben dikenal karena games buatannya impossible Rush yang diluncurkan Oktober 2014 lalu. Permainan untuk pengguna iOS ini telah diunduh sebanyak 500 ribu kali setelah 6 minggu peluncurannya. hebatnya lagi, aplikasi games ini telah menaikkan statistik App Store ke tingkat yang lebih tinggi.
Ide membuat Impossible Rush datang secara spontan saat pelajar SMA Reddam House's Woollahra, Australia ini sedang bosan dengan aktivitas sekolahnya. Cowok berusia 15 tahun ini akhirnya iseng mengotak atik aplikasi mobile games. Dan berkat hobinya ini, Ben bertemu Austin Valleskey asal Chicago, Amerika Serikat di dunia maya. Keduanya kemudian berkerja sama untuk membuat aplikasi games Impossible Rush.
Ternyata games yang mengetes reflek kerja otak ini menarik perhatian para pengguna iOS, bahkan pertumbuhan jumlah pengunduh Impossible Rush lebih cepat dibandingkan Google dan Twitter. Ben pun mulai mendapat keuntungan besar dari hobinya tersebut. Puncaknya perusahaan Perancis, Akkad membeli aplikasi games tersebut secara resmi seharga Rp 300 juta. Setelah mendengar kesuksesan Ben, Google dan Facebook kabarnya bersaing menggaet Ben untuk bekerja sama dengan mereka.
2. Erik Finman
Pendiri Botangle.com
Siapa sangka remaja berusia 15 tahun ini punya uang seniali Rp 1.19 milyar, dan semua uang tersebut hasil investasinya sendiri. Erik Finman memang sudah menjadi miliuner muda. Bahkan ia mendirikan perusahaan Startup, Botangle.com.
Berawal dari neneknya pada tahun 2012, Erik menerima uang sebesar US$ 1000 dari neneknya. Tapi oleh remaja asal Idaho, amerika ini tak langsung membelanjakannya. Ia justru memilih untuk menginvestasikan uang tersebut dalam bitcoin (cryptocurrency).
Satu setengah tahun kemudian, Erik menjual investasinya seharga US$ 100.000. Dari hasil penjualannya tersebut, cowok yang memilih homeschooling ini mendirikan Botangle.com
Botangle.com sendiri adalah layanan tutorial melalui video chat, ini memungkinkan para penggunanya untuk belajar mata pelajaran sampai hobi yang diminati. menurut Erik, website ini sudah seperti sebuah institusi pendidikan.
Erik membuat Botangle.com sebagai bentuk dedikasi untuk dirinya sendiri dan anak anak yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah formal dan ia yakin bahwa anak anak yang tidak ke sekolah formal pun bisa sukses.
3. Jordan Casey
CEO 3 perusahaan
Remaja berusia 14 tahun ini punya 3 perusahaan. Jordan Casey telah mengumumkan perusahaan ketiganya pada November 2014 yang lalu. Perusahaan yang bernama Eventzy ini menyediakan aplikasi pengelola acara pertemuan kecil ataupun besar.
Palajar De La Salle College, Irlandia ini mulai menyukai dunia teknologi sejak usia 9 tahun, keinginannya untuk menjadi games developer muncul ketika melihat website yang berisi games seorang anak. Dari situ, Jordan langsung membeli dan mempelajari buku program komputer. Dan saat usianya 10 tahun, ia sudah menguasai HTML, CSS dan Java bahkan websitenya dikunjungi lebih dari 50 ribu pengunjung.
Pada usia 12 tahun, Jordan menciptakan permainan untuk pengguna iOS bernama Alien Ball vs Human. Permainan tersebut masuk dalam jajaran top 50 games terlaris sepanjang tahun 2012. Kesuksesannya ini membuat Jordan dinobatkan sebagai developer games iOS termuda di Eropa.
Di usia 13 tahun, Jordan berhasil mendirikan perusahaan pertamanya bernama Casey Games. Ia juga mengeluarkan games terbarunya. My Little world yang terinspirasi dari pengalaman masa kecilnya. selain itu Jordan juga mengembangkan perusahaan TeachWare untuk membantu para guru mengontrol profil, kehadiran, tugas sampai ujian para muridnya. Selain sibuk sebagai pengusaha, Jordan juga sering diundang sebagai pembicara di sejumlah pertemuan teknologi dan komunikasi tingkat internasional.
4. Shravan dan Sanjay Kumaran
kakak adik menjadi CEO perusahaan
Dua bersaudara ini memang masih bocah. Usia masih di awal belasan, bahkan salah satunya masih belum genap usia 10. Tetapi mereka sudah menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Mereka adalah, Shravan dan Sanjay Kumaran. Bocah asal India. Shravan masih berusia 12, sementara adiknya baru umur 10. Seperti bocah lainnya, mereka juga punya mainan. Tetapi bukan mobil-mobilan atau pistol air, melainkan sebuah perusahaan.
Ibarat kata, kecil-kecil cabai rawit. Di usia sebelia ini, keduanya sudah mendirikan perusahaan software, GoDimensions. Bahkan, usaha itu telah dibangun sejak empat tahun silam, atau 2012. Saat mendirikan perusahaan itu, Shravan memang masih berusia 8, sementara Sanjay baru 6 tahun. Bocah-bocah itu telah mengembangkan 11 aplikasi telepon seluler dan sudah diunduh sebanyak 70.000 kali.
Dengan prestasi gemilang itu, mereka dinobatkan sebagai CEO termuda di India.
5. Lim Ding Wen
Pencipta aplikasi Doodle Kids
Di tahun 2009 silam, seorang programer kecil berusia 9 tahun asal Malaysia dilaporkan telah berhasil menciptakan sebuah aplikasi virtual painting bernama Doodle Kids.
Pada awalnya, Wen menciptakan aplikasi ini hanya untuk menyenangkan hati adiknya saja. Namun tanpa disangka, aplikasi tersebut justru menarik perhatian perusahaan sekaliber Apple. Aplikasi Doodle Kids pun akhirnya lolos uji dan resmi melenggang di toko aplikasi iTunes dan Apple App Store.
Bocah yang kabarnya telah mempelajari bahasa pemrograman sejak usia 7 tahun ini mengaku memahami berbagai bahasa pemrograman seperti Applesoft BASIC, GSoft BASIC, Complete Pascal, Orca/Pascal dan Objective-C. Wen sendiri kini tinggal di Singapura dan masih aktif mengembangkan beberapa aplikasi lain.
6. Reuben Paul
CEO dari perusahaan Prudent Games
Siapa bilang sukses tidak bisa terjadi di usia muda? Bocah laki-laki asal Austin, Texas, Amerika, ini membuktikannya dengan menjadi bos perusahaan game. Dan satu lagi, dia juga seorang hacker berpengalaman yang terkenal.
Reuben Paul mungkin terlihat seperti anak usia 9 tahun lain, namun siapa sangka jika dia adalah CEO dari perusahaan Prudent Games. Perusahaan itu dikenal sebagai pembuat video game yang menggabungkan edukasi dan permainan.
Menurut ibu Reuben, Sangeetha, Prudent Games lahir setelah Reuben terpilih dalam program anak berbakat yang dijalankan oleh pemerintah Texas. Dalam program yang mengharuskan pesertanya membuat sebuah jenis permainan itu, Reuben untuk pertama kalinya menciptakan video game.
"Anak-anak lain membuat permainan papan, tetapi Reuben memilih membuat video game, sesuai dengan minatnya," ungkap Sangeetha.
Selain itu, perusahaan game Reuben juga membuat aplikasi untuk membantu anak-anak membuat password yang kuat dan tidak mudah dihack. Terdapat pula aplikasi edukatif lain yang menjelaskan cara hacker membobol password.
Menariknya, Reuben sendiri adalah seorang hacker yang cukup ternama. Tahun lalu, Reuben diundang di konferensi hacker Ground Zero Summit dan mengisi keynote terkait Hari Anak Dunia. Sementara tahun ini Reuben adalah peserta dari salah satu konferensi hacker terbesar di dunia itu.
"Melihat semua kasus peretasan data, cyberbullying, dan berbagai serangan lain di internet, sangat penting bagi kita untuk mengajari anak-anak akan bahaya sehingga mereka bisa melindungi diri," ujar Reuben di konferensi Ground Zero Summit 2015 yang berlangsung di India, Fossbytes.
7. Robert Nay
Pencipta aplikasi games Bubble Ball dan CEO Nay Games
Seorang Anak Remaja berusia 14 Tahun menjadi CEO dalam perusahaan Nay Games miliknya, Nay mendirikan perusahaan games dalam usia yang sangat muda karena kecintaannya bermain games seperti anak-anak seusianya.
Rasa ingin tahu yang begitu besar membuat Nay mencari petunjuk dan informasi di perpustakaan dan internet tentang games dan cara pembuatannya, dan hasilnya cukup memuaskan, Nay kecil yang masih duduk di bangku kelas 3 SD telah mampu membuat banyak games sederhana yang di pesan oleh banyak temannya di sekolah.
Saat itu banyak games yang telah di buat Nay dengan cara sederhana dan tidak di komersilkan alias gratis, karena permintaan yang semakin banyak akan games sederhana yang di buat Nay, akhirnya Nay yang selalu di dampingi dan di awasi oleh orang tua dan banyak para mentor ini mulai melakukan beberapa riset untuk lebih mengembangkan beberapa games yang telah berhasil di buatnya pada sebuah perpustakaan lokal tempat Nay tinggal.
Bubble Ball adalah Games komersil pertama yang dirilis oleh Nay lewat iTunes App Store, kurang lebih sebanyak 4000 baris program yang di buat dalam games yang unik ini, sebulan lebih Nay mengerjakan Games yang langsung booming saat pertama diluncurkan, bayangkan baru dua minggu di luncurkan, jumlah pengguna yang mendownload games milik Nay sudah mencapai 2.000.000 orang dengan hitungan kasar pendapatan Nay dalam waktu dua minggu mencapai US$2.000.000 atau setara dengan 2M rupiah jika perdolar di patok dengan harga 10.000 IDR.
Nay kecil dengan penghasilan besar kini memiliki perusahaan games pribadi dan tentunya Nay menjadi CEO perusahaan Nay Games miliknya.
sources:
http://terselubung.in/6-bocah-paling-jenius-di-bidang-teknologi/
http://citizen6.liputan6.com/read/2154022/kerennya-5-anak-jenius-ini-ahli-dalam-teknologi
http://www.dream.co.id/dinar/masya-allah-dua-bocah-ini-sukses-dirikan-perusahaan-software-1605300.html
https://www.merdeka.com/teknologi/umur-9-tahun-bocah-ini-sudah-jadi-hacker-top-dan-ceo-perusahaan.html
http://www.depok-bisnis-info.com/2016/07/anak-ajaib-robert-nay-ceo-cilik-pembuat.html
1. Ben Pasternak
Pencipta Aplikasi game Impossible Rush
Cowok satu ini diperkirakan akan mengalami kesuksesan yang sama dengan pembuat sosmed paling terkenal Facebook, Mark Zuckerberg. Nama remaja asal Sydney, Australia ini menjadi perbincangan di dunia aplikasi permainan. Nama Ben dikenal karena games buatannya impossible Rush yang diluncurkan Oktober 2014 lalu. Permainan untuk pengguna iOS ini telah diunduh sebanyak 500 ribu kali setelah 6 minggu peluncurannya. hebatnya lagi, aplikasi games ini telah menaikkan statistik App Store ke tingkat yang lebih tinggi.
Ide membuat Impossible Rush datang secara spontan saat pelajar SMA Reddam House's Woollahra, Australia ini sedang bosan dengan aktivitas sekolahnya. Cowok berusia 15 tahun ini akhirnya iseng mengotak atik aplikasi mobile games. Dan berkat hobinya ini, Ben bertemu Austin Valleskey asal Chicago, Amerika Serikat di dunia maya. Keduanya kemudian berkerja sama untuk membuat aplikasi games Impossible Rush.
Ternyata games yang mengetes reflek kerja otak ini menarik perhatian para pengguna iOS, bahkan pertumbuhan jumlah pengunduh Impossible Rush lebih cepat dibandingkan Google dan Twitter. Ben pun mulai mendapat keuntungan besar dari hobinya tersebut. Puncaknya perusahaan Perancis, Akkad membeli aplikasi games tersebut secara resmi seharga Rp 300 juta. Setelah mendengar kesuksesan Ben, Google dan Facebook kabarnya bersaing menggaet Ben untuk bekerja sama dengan mereka.
2. Erik Finman
Pendiri Botangle.com
Siapa sangka remaja berusia 15 tahun ini punya uang seniali Rp 1.19 milyar, dan semua uang tersebut hasil investasinya sendiri. Erik Finman memang sudah menjadi miliuner muda. Bahkan ia mendirikan perusahaan Startup, Botangle.com.
Berawal dari neneknya pada tahun 2012, Erik menerima uang sebesar US$ 1000 dari neneknya. Tapi oleh remaja asal Idaho, amerika ini tak langsung membelanjakannya. Ia justru memilih untuk menginvestasikan uang tersebut dalam bitcoin (cryptocurrency).
Satu setengah tahun kemudian, Erik menjual investasinya seharga US$ 100.000. Dari hasil penjualannya tersebut, cowok yang memilih homeschooling ini mendirikan Botangle.com
Botangle.com sendiri adalah layanan tutorial melalui video chat, ini memungkinkan para penggunanya untuk belajar mata pelajaran sampai hobi yang diminati. menurut Erik, website ini sudah seperti sebuah institusi pendidikan.
Erik membuat Botangle.com sebagai bentuk dedikasi untuk dirinya sendiri dan anak anak yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah formal dan ia yakin bahwa anak anak yang tidak ke sekolah formal pun bisa sukses.
- Hal yang harus dilakukan bila si kecil diare
- 7 Cafe asyik buat nongkrong di Gading Serpong
- 10 Kreativitas dari pemukiman kumuh
3. Jordan Casey
CEO 3 perusahaan
Remaja berusia 14 tahun ini punya 3 perusahaan. Jordan Casey telah mengumumkan perusahaan ketiganya pada November 2014 yang lalu. Perusahaan yang bernama Eventzy ini menyediakan aplikasi pengelola acara pertemuan kecil ataupun besar.
Palajar De La Salle College, Irlandia ini mulai menyukai dunia teknologi sejak usia 9 tahun, keinginannya untuk menjadi games developer muncul ketika melihat website yang berisi games seorang anak. Dari situ, Jordan langsung membeli dan mempelajari buku program komputer. Dan saat usianya 10 tahun, ia sudah menguasai HTML, CSS dan Java bahkan websitenya dikunjungi lebih dari 50 ribu pengunjung.
Pada usia 12 tahun, Jordan menciptakan permainan untuk pengguna iOS bernama Alien Ball vs Human. Permainan tersebut masuk dalam jajaran top 50 games terlaris sepanjang tahun 2012. Kesuksesannya ini membuat Jordan dinobatkan sebagai developer games iOS termuda di Eropa.
Di usia 13 tahun, Jordan berhasil mendirikan perusahaan pertamanya bernama Casey Games. Ia juga mengeluarkan games terbarunya. My Little world yang terinspirasi dari pengalaman masa kecilnya. selain itu Jordan juga mengembangkan perusahaan TeachWare untuk membantu para guru mengontrol profil, kehadiran, tugas sampai ujian para muridnya. Selain sibuk sebagai pengusaha, Jordan juga sering diundang sebagai pembicara di sejumlah pertemuan teknologi dan komunikasi tingkat internasional.
4. Shravan dan Sanjay Kumaran
kakak adik menjadi CEO perusahaan
Dua bersaudara ini memang masih bocah. Usia masih di awal belasan, bahkan salah satunya masih belum genap usia 10. Tetapi mereka sudah menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Mereka adalah, Shravan dan Sanjay Kumaran. Bocah asal India. Shravan masih berusia 12, sementara adiknya baru umur 10. Seperti bocah lainnya, mereka juga punya mainan. Tetapi bukan mobil-mobilan atau pistol air, melainkan sebuah perusahaan.
Ibarat kata, kecil-kecil cabai rawit. Di usia sebelia ini, keduanya sudah mendirikan perusahaan software, GoDimensions. Bahkan, usaha itu telah dibangun sejak empat tahun silam, atau 2012. Saat mendirikan perusahaan itu, Shravan memang masih berusia 8, sementara Sanjay baru 6 tahun. Bocah-bocah itu telah mengembangkan 11 aplikasi telepon seluler dan sudah diunduh sebanyak 70.000 kali.
Dengan prestasi gemilang itu, mereka dinobatkan sebagai CEO termuda di India.
5. Lim Ding Wen
Pencipta aplikasi Doodle Kids
Di tahun 2009 silam, seorang programer kecil berusia 9 tahun asal Malaysia dilaporkan telah berhasil menciptakan sebuah aplikasi virtual painting bernama Doodle Kids.
Pada awalnya, Wen menciptakan aplikasi ini hanya untuk menyenangkan hati adiknya saja. Namun tanpa disangka, aplikasi tersebut justru menarik perhatian perusahaan sekaliber Apple. Aplikasi Doodle Kids pun akhirnya lolos uji dan resmi melenggang di toko aplikasi iTunes dan Apple App Store.
Bocah yang kabarnya telah mempelajari bahasa pemrograman sejak usia 7 tahun ini mengaku memahami berbagai bahasa pemrograman seperti Applesoft BASIC, GSoft BASIC, Complete Pascal, Orca/Pascal dan Objective-C. Wen sendiri kini tinggal di Singapura dan masih aktif mengembangkan beberapa aplikasi lain.
6. Reuben Paul
CEO dari perusahaan Prudent Games
Siapa bilang sukses tidak bisa terjadi di usia muda? Bocah laki-laki asal Austin, Texas, Amerika, ini membuktikannya dengan menjadi bos perusahaan game. Dan satu lagi, dia juga seorang hacker berpengalaman yang terkenal.
Reuben Paul mungkin terlihat seperti anak usia 9 tahun lain, namun siapa sangka jika dia adalah CEO dari perusahaan Prudent Games. Perusahaan itu dikenal sebagai pembuat video game yang menggabungkan edukasi dan permainan.
Menurut ibu Reuben, Sangeetha, Prudent Games lahir setelah Reuben terpilih dalam program anak berbakat yang dijalankan oleh pemerintah Texas. Dalam program yang mengharuskan pesertanya membuat sebuah jenis permainan itu, Reuben untuk pertama kalinya menciptakan video game.
"Anak-anak lain membuat permainan papan, tetapi Reuben memilih membuat video game, sesuai dengan minatnya," ungkap Sangeetha.
Selain itu, perusahaan game Reuben juga membuat aplikasi untuk membantu anak-anak membuat password yang kuat dan tidak mudah dihack. Terdapat pula aplikasi edukatif lain yang menjelaskan cara hacker membobol password.
Menariknya, Reuben sendiri adalah seorang hacker yang cukup ternama. Tahun lalu, Reuben diundang di konferensi hacker Ground Zero Summit dan mengisi keynote terkait Hari Anak Dunia. Sementara tahun ini Reuben adalah peserta dari salah satu konferensi hacker terbesar di dunia itu.
"Melihat semua kasus peretasan data, cyberbullying, dan berbagai serangan lain di internet, sangat penting bagi kita untuk mengajari anak-anak akan bahaya sehingga mereka bisa melindungi diri," ujar Reuben di konferensi Ground Zero Summit 2015 yang berlangsung di India, Fossbytes.
7. Robert Nay
Pencipta aplikasi games Bubble Ball dan CEO Nay Games
Seorang Anak Remaja berusia 14 Tahun menjadi CEO dalam perusahaan Nay Games miliknya, Nay mendirikan perusahaan games dalam usia yang sangat muda karena kecintaannya bermain games seperti anak-anak seusianya.
Rasa ingin tahu yang begitu besar membuat Nay mencari petunjuk dan informasi di perpustakaan dan internet tentang games dan cara pembuatannya, dan hasilnya cukup memuaskan, Nay kecil yang masih duduk di bangku kelas 3 SD telah mampu membuat banyak games sederhana yang di pesan oleh banyak temannya di sekolah.
Saat itu banyak games yang telah di buat Nay dengan cara sederhana dan tidak di komersilkan alias gratis, karena permintaan yang semakin banyak akan games sederhana yang di buat Nay, akhirnya Nay yang selalu di dampingi dan di awasi oleh orang tua dan banyak para mentor ini mulai melakukan beberapa riset untuk lebih mengembangkan beberapa games yang telah berhasil di buatnya pada sebuah perpustakaan lokal tempat Nay tinggal.
Bubble Ball adalah Games komersil pertama yang dirilis oleh Nay lewat iTunes App Store, kurang lebih sebanyak 4000 baris program yang di buat dalam games yang unik ini, sebulan lebih Nay mengerjakan Games yang langsung booming saat pertama diluncurkan, bayangkan baru dua minggu di luncurkan, jumlah pengguna yang mendownload games milik Nay sudah mencapai 2.000.000 orang dengan hitungan kasar pendapatan Nay dalam waktu dua minggu mencapai US$2.000.000 atau setara dengan 2M rupiah jika perdolar di patok dengan harga 10.000 IDR.
Nay kecil dengan penghasilan besar kini memiliki perusahaan games pribadi dan tentunya Nay menjadi CEO perusahaan Nay Games miliknya.
sources:
http://terselubung.in/6-bocah-paling-jenius-di-bidang-teknologi/
http://citizen6.liputan6.com/read/2154022/kerennya-5-anak-jenius-ini-ahli-dalam-teknologi
http://www.dream.co.id/dinar/masya-allah-dua-bocah-ini-sukses-dirikan-perusahaan-software-1605300.html
https://www.merdeka.com/teknologi/umur-9-tahun-bocah-ini-sudah-jadi-hacker-top-dan-ceo-perusahaan.html
http://www.depok-bisnis-info.com/2016/07/anak-ajaib-robert-nay-ceo-cilik-pembuat.html