5 Kisah cinta sejati di Indonesia

Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Bila seseorang diuji dengan masalah tertentu, itu berarti Allah menganggapnya mampu untuk menghadapi masalah tersebut. Setiap insan di dunia ini akan diuji oleh Allah Swt. dengan ujian yang berbeda-beda. Maka, nikmatilah ujian itu sebagai proses meningkatkan kualitas diri dan keimanan.
Cinta sejati itu ada dan nyata. Di dunia yang sudah dipenuhi dengan kebencian, perselingkuhan, dan hal-hal lain yang membuat kita tidak lagi percaya cinta, ternyata masih ada banyak kisah nyata yang memperlihatkan kekuatan cinta. Mereka adalah orang-orang yang dapat membuka mata Anda, bahwa cinta sejati masih ada.
Tidak perlu menjadi Cinderela atau menikah dengan pangeran kaya untuk mewujudkan cinta sejati. Pada dasarnya, cinta bisa tumbuh di mana saja, bahkan dalam kondisi yang sangat sederhana, kondisi yang sangat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Itulah kehebatan cinta, bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja. 
Telah banyak sekali blog yang menulis beberapa kisah cinta sejati sepasang suami istri yang penuh kesetiaan, pengabdian, perjuangan dan pengorbanan. Disini bukutahu ingin merangkum beberapa kisah kisah mereka kembali, yap, Kisah cinta sejati di Indonesia.



1. Suami yang merawat istrinya yang lumpuh
Dr. Mulyoto Pangestu & Lies Pangestu
Dr mulyoto pangestu & lies pangestu
Lies Pangestu merupakan seorang istri yang menderita Spinal Muscular Artrophy sejak usia remaja. Waktu itu, dokter memvonis usianya tak akan lebih dari 23 tahun. Tetapi, saat usianya 27 tahun, seorang pemuda berusia 25 tahun mempersuntingnya. Bersedia bersama-sama menunggu apapun saja yang terjadi di kemudian hari. Meski kondisi fisiknya kian menurun, suaminya tetap setia dengan cinta mendampinginya. 
Dr. Mulyoto merupakan ilmuwan Indonesia penemu teknik pembekuan sperma yang mendapatkan penghargaan tertinggi (gold award) dalam Young Inventor Award yang diselenggarakan oleh The Far Eastern Economic Review ang Hewlett Packard Asia Pasific. Sebuah kisah cinta sejati yang sederhana namun penuh makna. 
True Love Waits, judul film pendek yang mengisahkan tentang perjalanan cinta mereka.




2. Dengan Lupus menuju Tuhan
Eko Priyo Pratomo & Dian Syarief Pratomo
Eko pratomo dan dian syarief
Kisah cinta sejati selanjutnya dibuktikan oleh kesetiaan Pak Eko Priyo Pratomo atau akrab dipanggil dengan Pak Eko Pratomo kepada istrinya Dian yang menderita penyakit Lupus, Tepat tanggal 24 Desember 2006, Dian-Eko merayakan ultah perkawinannya yang ke-16. Perjalanan panjang penuh liku sebuah pernikahan telah mereka lalui bersama. Penuh romantika, banyak kejutan, dsb., apalagi saat diuji sakit. Enam belas tahun adalah waktu yang tidak sebentar. Kondisi sakit yang dialami Dian, ternyata malah semakin mempererat tali suci pernikahan mereka.
Mas Eko sangat berperan besar dalam menyemangati Dian saat menghadapi masa-masa kritisnya. “Sakitmu ini adalah penggugur dosa-dosamu,” hibur Mas Eko. Begitupun saat Dian selesai operasi pengangkatan rahim. Satu kehilangan yang sangat berat bagi wanita. Mas Eko malah bercanda, “Selamat ya, hari ini kamu telah melahirkan si uterina (rahim, red).” Ungkapan-ungkapan seperti ini cukup membuat hati Dian terhibur. “Kalau saja tujuan utama kami menikah hanya untuk mendapatkan keturunan, mungkin sekarang kami sudah bubar,” tegas Dian.
Lalu, apa arti pernikahan bagi mereka? “Dalam pernikahan, hal yang penting adalah toleransi, keterbukaan, komunikasi, dan tentu saja cinta. Menurut saya, kekuatan cinta dapat menimbulkan keajaiban, mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, bisa menjadi sumber energi, menimbulkan semangat serta gairah hidup,” ungkap Dian dengan hati berbunga.
Mas Eko, yang menurut Dian agak introvert dan kurang romantis, ternyata pria yang sabar dan penuh pengertian. “Saya mulai memahami, bahwa sebenarnya keikhlasan Mas Eko merawatku adalah untuk kebaikannya juga. Saya bahagia menjadi ladang amal baginya”, ucap Sarjana Farmasi ini bahagia. Hal yang paling membahagiakan bagi Dian adalah ketika suaminya menghadiahi buku berjudul 15 tahun Perjalanan Cinta yang ditulis Mas Eko khusus untuk Dian di ultah perkawinan mereka yang ke-15. Mungkin inilah sisi romantis Mas Eko. Hal ini pula yang membuat Dian menganggap Mas Eko sebagai soulmate, belahan jiwanya yang sejati.





3. Suami Tuna Netra merawat istrinya yang lumpuh
Asmo & Aminatun
asmo aminatun, suami tuna netra yang merawat istrinya yang lumpuh
Asmo tinggal di rumah yang cukup sempit yang terbagi menjadi tiga petak. Yaitu ruang tamu, kamar tidur dan dapur. “Saya aslinya dari desa Sekarputih. Tanah ini milik pemerintah. Oleh Dinsos, saya diperbolehkan tinggal di sini,” ujar pria berusia 65 tahun ini. Asmo yang tinggal di Jl Imam Bonjol RT 12 kelurahan Kademangan Kecamatan kota.
Pada era 80-90an itulah, Asmo merasakan rejekinya mengalir deras. “Waktu jaman pak Harto itu, banyak pejabat yang pijat sama saya,” ujarnya. Di kenangan Asmo, jaman pak Harto berkuasa merupakan yang paling nyaman baginya. 
Karena saat itulah, setiap hari bisa sampai empat orang yang dia pijat. Sebagian hasilnya untuk makan sehari-hari. Sebagian lainnya ditabung oleh Aminatun. “Saya membangun rumah ini juga hasil tabungan istri saya,” kenangnya. 
Namun beberapa tahun belakangan ini, roda keberuntungan seakan berputar dan tak lagi berpihak kepadanya. Pasien pijatnya tak lagi sebanyak dulu. Dalam sehari biasanya hanya dua orang. Bahkan empat hari terakhir hingga kemarin, tak ada pasien yang datang ke rumahnya. 
Masa-masa sulit itu mulai dia alami sejak istrinya Aminatun lumpuh sejak 2004. Kini Aminatun hanya menghabiskan waktu dengan berbaring di kasur. Tugas Asmo pun bertambah, selain harus mencari penghasilan, dia harus merawat Aminatun setiap hari. Mulai dari membopong untuk mandi hingga menyiapkan sarapan. 
Setiap hari, Asmo yang tak memiliki keturuan ini sudah terbiasa memasak nasi sendiri. Dengan menggunakan magic jar, dia tak terlalu sulit untuk sekedar memasak nasi. Asmo sudah hafal di mana colokan listrik dan tempat menyimpan beras. 
Sedangkan untuk lauk pauk, ada tetangga baik hati yang biasa memasakkannya. Biasanya si tetangga tersebut yang juga membelikan lauk-pauk menggunakan uang dari hasil memijat yang Asmo lakukan. Asmo paling senang memesan ikan cakalang. Lalu digoreng garing. Makanan serba sederhana kemudian dia nikmati bersama dengan sang istri tercinta. 
Selain menjalani rutinitas sehari-hari seperti memasak, mencuci dan merawat istrinya, tak banyak hal lain yang bisa dilakukan Asmo. Hari-harinya banyak dia habiskan untuk mendekatkan diri pada Sang Khaliq. 
4. Suami dengan satu kaki merawat istrinya yang lumpuh
Berojo & Tuminem
Suami dengan satu kaki merawat istrinya yang lumpuh
Berojo atau Mijo dan Tuminem tinggal di lingkungan RT 001 RW 001, Pucang Sawit, Jebres. Berojo, yang biasa dipanggil Mijo oleh para tetangganya, sudah puluhan tahun hidup berdua dengan istri tercintanya, Tuminem yang menderita kelumpuhan sejak dua tahun lalu.
Dengan tempat tinggal seadanya, Mijo yang hanya memiliki satu kaki tersebut setia menemani Tuminem yang saat ini hanya bisa berbaring dan sesekali duduk di ranjang yang terbuat dari tumpukan kayu bekas.
“Kaki saya sebelah kiri terpaksa diamputasi saat saya ikut berperang melawan penjajah menjelang kemerdekaan. Tapi saya tidak diakui sebagai veteran pejuang hingga saat ini,” ungkap Mijo lirih.
Mijo mengatakan, sebenarnya, Tuminem membutuhkan perawatan akibat lumpuh yang ia derita sejak jatuh di kamar mandi dua tahun lalu. Namun, Mijo yang hanya bekerja sebagai juru parkir serabutan, tidak memiliki biaya untuk membawa Tuminem ke rumah sakit.
Namun demikian, Mijo mengaku dirinya bukan orang yang mudah putus asa. Mijo selalu merawat sang istri tercinta dengan segala keterbatasan yang ia miliki.
“Selama ini, saya masih bisa merawat istri saya. Saya sudah tidak memiliki keluarga yang tinggal di dekat sini. Semua saudara saya ada di Palembang. Sesekali, ada beberapa tetangga dan sahabat yang datang menjenguk kami berdua,” paparnya.



5. Suami yang merawat istrinya yang mengalami gangguan jiwa 
Dasa & Fatimah
suami merawat istrinya yang alami gangguan jiwa
Pujian terus berdatangan dari para warga di Kampung Kuta Agung, Desa Budiasih, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, kepada sosok seorang pria paruh baya bernama Dasa.
Pria dengan rambut beruban ini telah setia mendampingi istrinya Fatimah, yang telah 14 tahun mengalami gangguan jiwa, sampai saat ini. Ada 14 tahun lalu, istri saya mulai terasa sakit saat melahirkan anak keempat kami. Tapi saat itu masih bisa diobati dan sempat sembuh. Setelah melahirkan lagi terasa sakit sampai sekarang dan tak bisa diobati," kata Dasa di rumahnya beberapa waktu lalu.
Selama istrinya sakit, Dasa mengaku seorang diri membesarkan anak-anaknya dan juga mengurus sang istri. Memang, ada bantuan yang kerap dia terima dari para tetangga yang bersimpati atas kondisi keluarga itu. Sehari-hari, Dasa bekerja serabutan. Dia mengaku rela melakoni keseharinnya itu sebagai amal dan ibadah. "Ya, seperti ini sudah kewajiban saya. Saya rela dan ikhlas mengurus istri dan anak saya," ungkap dia. 




referensi:
courtesy of youtube
http://kadocintaindah.blogspot.co.id/
http://www.jpnn.com/?mib=berita.detail&id=10971
http://www.infobondowoso.net/
http://www.solopos.com/
http://regional.kompas.com/

Subscribe to receive free email updates:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

8 comments

Ini 100% sejati banget cintanya bukan karena harta atau tahta tapi demi ketulusan sebuah cinta dan kasih sayang :-)

Balas

Kisah cinta sejati ini sungguh menginspirasi kita semua T_T

Balas

Nah kalau yang satu ini mah sudah tidak diragukan lagi memang benar benar muantappp deh andai saja cinta saya seperti mereka tulus dan awet.

Balas

Kisah Cintanya bener" smpe Tua ya, yg diatas rata" usia tua semua. bener" cinta sejati hingga Tua..

Balas

Ini baru kisah cinta nyata,,,
Bukan drama yang ada di film atau sinetron...

Balas

kira-kira mba rahayu sama doi nya bakal kaya gitu juga gak ya cintanya ?

Balas

saya salut, dengan yang terakhir tuh mas..
ini bukan hanya sinetron biasa loh, tapi kisah nyata (real)
terharu banget .. :(

Balas

salut pada mereka... semoga mereka selalu diberi kesehatan dan dilimpahi berkah, sungguh Allah hanya memberi cobaan pada orang yang mampu melewatinya. dan merekalah orang-orang pilihan....

Balas