Sekolah bertaruh nyawa, 10 Jembatan berbahaya di Indonesia
1. Jembatan sungai Ciliman
Suasana pedesaan begitu terasa saat memasuki Desa Cicaringin. Rumah-rumah panggung berdinding anyaman bambu menjadi pemandangan sebagian besar rumah warga. Desa yang berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Serang boleh dibilang miskin infrastruktur.
Tak hanya akses jalan utama menuju desa ini rusak parah dan terkelupas aspalnya, namun sudah hampir lima bulan warga harus susah payah meniti kawat baja jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Seberang Mustari dan Kampung Cicaringin untuk menyeberang Sungai Ciliman.
2. Saluran air sebagai jembatan
Mereka menggunakan saluran air, yang terentang ratusan meter di atas tanah sebagai jalan pintas, meskipun sebenarnya tidak dibangun untuk dilintasi sebagai jembatan. Fungsinya untuk saluran air, tapi begitulah adanya di Desa Suro dan Desa Plempungan di Jawa.
Meskipun berbahaya, tapi mereka lebih suka menggunakan bangunan berbahaya itu ketimbang berjalan memutar sejauh lima kilometer.
Anak-anak memakai bentangan papan untuk jembatan menuju sekolah sementara orang dewasa memanfaatkan untuk mengangkut makanan dan barang di antara kedua desa.
3. Jembatan sungai Ciberang
Merayap perlahan-lahan, mereka berusaha untuk tidak tergelincir masuk ke dalam sungai Ciberang yang berarus deras dan dalam. Sungai ini kerap digunakan para wisatawan untuk olah raga arung jeram. Pegangan mereka hanyalah tali dan kayu-kayu sisa-sisa jembatan. Daily Mail menuliskan, anak terkecil yang pernah menyeberang berusia lima tahun. Penyeberangan menjadi semakin berbahaya jika sungai Ciberang diterpa banjir. Titian tali bisa terendam air dan putus terbawa arus. “Aksi mereka seperti aksi di salah satu adegan di film Indiana Jones and The Temple of Doom,” tulis Daily Mail. Para pelajar mengaku lebih memilih menghadapi bahaya meniti tali ketimbang harus berjalan setengah jam lamanya ke jembatan yang lebih bagus. Jika mereka mencari aman, maka harus bangun pagi-pagi buta dan pulang ketika hari sudah gelap.
- 7 Aplikasi Google yang wajib anda punya
- 7 Kasus perang hak paten di dunia Smartphone
- 5 Penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia
4. Jembatan desa Tanjung
Para pelajar bertaruh nyawa saat melintas jembatan tersebut. Mereka bergelantungan di tali jembatan. Tentunya kondisi itu berbahaya dan para pelajar sewaktu-waktu bisa jatuh.
Namun demikian, mereka tak pantang menyerah. Hanya jembatan itulah yang menghubungkan Desa Tanjung dan sekolah mereka yang berada di Desa Talang Jawa. Sejak dua tahun silam, jembatan yang rusak belum diperbaiki.
5. Jembatan desa Batu Busuk
Mereka harus menempuh perjalanan darat dan menusuri hutan dan sungai sepanjang 10 Km untuk sampai ke sekolah mereka.
Jembatan gantung satu-satunya akses ke desa mereka terputus akiubat dihantam banjir bandang 2 tahun silam.
6. Jembatan Lambung Bukik
meski tangan dan kaki sejumlah pelajar hanya bertumpu pada kawat jembatan yang masih tersisa namun mereka tetap bersemangat pergi ke sekolah yang berjarak dua kilometer dari rumah.
Jembatan gantung yang menjadi satu-satunya penghubung desa ini putus dua tahun silam karena kondisinya yang sudah tua. Warga pun tak punya jalan lain untuk keluar masuk desa. Selain bergelantungan, sebagian warga kerap nekat menyeberangi sungai yang terkadang berarus deras itu.
Warga pun berharap pemerintah setempat segera memperbaiki jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian mereka.
7. Jembatan desa Kangenan
8. Jembatan Limau Sundai
Jembatan gantung sepanjang 30 meter di atas Sungai Binge itu sedang diperbaiki, bagian papan pijakannya banyak yang lepas. Mereka harus ekstra hati-hati saat menginjak papan di tengah jembatan itu karena sudah tidak utuh.
9. Jembatan Bunjamata
Masih ingat dengan aksi berani anak-anak sekolah di Lebak, Banten, melewati jembatan rusak ala 'Indiana Jones'. Aksi ini juga dilakukan warga Desa Bunjamata, Sulbar. Warga desa terpaksa melintasi jembatan rusak dan sudah dalam kondisi miring karena tidak ada jembatan lain yang layak pakai.
Ada dua alternatif warga yang ingin melintasi sungai Bunjamata, yakni melewati jembatan rusak atau menyewa perahu mesin. Namun, karena pertimbangan biaya yang relatif lebih mahal, Rp 10 ribu per satu kali melintas, warga akhirnya memilih bertarung nyawa melewati jembatan rusak yang sudah dalam posisi miring.
Jembatan Bunjamata tetap merupakan jembatan vital karena menjadi akses warga untuk ke kebun dan mengangkut hasil kebun sebagai sumber nafkah.
10. Jembatan Cisono
Bahkan, warga adat yang rata-rata bekerja sebagai petani itu harus rela bergelayunan jika hendak menyeberang jembatan tersebut. Tak hanya itu, di Kampung Pamatutan Desa Cibodas Kecamatan Bojonggenteng, pengguna jalan juga bertaruh nyawa ketika melintas Jembatan Pamatutan. Jembatan tersebut kini berlubang dan membahayakan pengguna jalan khususnya para bikers.
Mungkin masih terdapat banyak jembatan-jembatan rusak yang berbahaya untuk dilinitasi di negeri Indonesia ini.
sources:
http://radarsukabumi.com/
http://edukasi.kompas.com/
http://www.bioenergicenternews.com/
http://berita2bahasa.com/
http://www.metrotvnews.com/
http://news.liputan6.com/
http://foto.detik.com/
http://www.dailymail.co.uk/
http://www.jarrakonline.com/
bilmana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih