7 Ikan keramat di Indonesia

Di Dunia ini ada banyak berbagai macam binatang yang sering kita jumpai, ada yang hidup di darat, di udara dan di air. Ada beberapa binatang yang dianggap keramat oleh berbagai lapisan masyarakat, salah satu contoh dari binatang binatang yang dikeramatkan adalah ikan, di beberapa tempat di Indonesia, ikan juga termasuk binatang keramat, yang paling terkenal dengan sebutan ikan dewa dan berikut ini beberapa ikan yang di anggap keramat oleh masyarakat setempat, 7 Ikan keramat di Indonesia, 7 Ikan ajaib di Indonesia, 7 Ikan dewa di Indonesia.


1. Ikan Dewa Cibulan, Kuningan
ikan dewa cibulan
Objek wisata Cibulan terletak sekitar 7 km dari Kuningan atau kurang lebih 28 km ke arah Selatan Cirebon. Kolam pemandian ini berdiri di atas lahan seluas 5 ha memiliki dua buah kolam besar berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35 x 15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 m, sedangkan kolam kedua berukuran 45 x 15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dengan kedalaman 60 cm dan 120 cm.
Dan, yang membuat unik adalah kedua kolam tersebut dihuni oleh puluhan Ikan Kancra Bodas (Labeobarbus Dournesis), atau yang lebih sering disebut sebagai Ikan Dewa oleh masyarakat setempat. Yang istimewa dari kolam pemandian ini adalah pengunjung dapat berenang bersama ikan-ikan tersebut karena ikan-ikan ini tergolong jinak. Selain itu, jika Anda tidak berenang dan hanya ingin memegang ikan ini saja, dapat menggunakan jasa pawang ikan di sana.
Konon ketika air kolam dikuras, ikan-ikan berpindah ke Kolam Cigugur, Kecamatan Cigugur yang juga merupakan objek wisata serupa di Cirebon. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah bahwa ikan-ikan Dewa yang ada di dalam kolam Pemandian Air Dingin Cibulan ini adalah prajurit-prajurit yang membangkang pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi sehingga mereka dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan.


2. Ikan Dewa Cigugur, Kuningan
ikan dewa cigugur
Salah satu objek wisata di Kuningan adalah kawasan tujuan wisatawan yang terletak di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Objek Wisata Ikan Dewa namanya. Lokasinya tak jauh kaki Gunung Ciremai, dua jam perjalanan jauhnya dari Kota Cirebon. Menuju ke lokasi ini, pengunjung harus menempuh jalan pegunungan yang berkelok-kelok dan naik turun. 
Daya tarik utama tempat ini adalah kolam besar berisi beberapa ekor ikan berwarna putih terang yang disebut Ikan Dewa. Tak hanya itu, kolam besar berair bening itu juga menjadi habitat ribuan ikan hitam keemasan besar dan kecil yang disebut Ikan Mangut.
Oleh penduduk Cigugur, ikan-ikan di kolam ini dipercaya sebagai mahluk keramat. Konon, ikan-ikan itu sudah ada di kolam itu sejak ribuan tahun yang lalu. Jumlahnya pun, menurut kepercayaan warga setempat, tidak pernah berkurang ataupun bertambah.


3. Ikan Dewa Balong Darmaloka, Kuningan
balong dharmaloka
Di tempat inilah terdapat sebuah kolam yang namanya dikenal dengan sebutan Balong Keramat Darma Loka.  Konon, di kolam yang ukurannya tidak begitu luas itulah, akan ditemui sejenis ikan langka. Mata ikan yang oleh masyarakat setempat sering disebut dengan nama Kancra Bodas tersebut, ternyata bisa berkedip-kedip.
Selain itu dilihat dari usianya, ikan yang sudah sangat jarang ditemukan tersebut sudah berumur sekitar 500 tahun. Sepintas lalu, ikan Kancra Bodas warnanya seperti hitam. Namun kenyataannya ikan ini berwarna putih dengan ukuran antara satu jengkal orang dewasa, hingga mencapai satu depa.
Jumlah ikan Kancra Bodas yang ada di Balong Keramat Darmaloka tersebut, mencapai ratusan ekor. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, terkadang jumlahnya lebih banyak dari kondisi yang sebenarnya. Oleh masyarakat setempat, ikan yang memiliki bentuk panjang seperti ikan lele tersebut, dipelihara dan dijaga kelestariannya. Masyarakat setempat percaya bahwa ikan ini akan membawa berkah bagi kehidupan mereka, apabila mereka mampu menjaganya dari gangguan tangan-tangan jahil.


4. Ikan Keramat di Desa Rianiate, Tapanuli Selatan
ikan di desa rianiate
Pemandangan menarik ditemui di Desa Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ribuan ikan jurung berukuran rata-rata 50 sentimeter dengan berat mencapai dua kilogram, hidup liar di sebuah sungai kecil. Ikan-ikan tersebut sudah mendiami sungai itu hampir 100 tahun terakhir.
Tidak sedikit warga yang tewas saat mencoba mengambil ikan tersebut. Keanehan lain, ikan-ikan tersebut berenang tidak pernah jauh dari masjid yang terletak di pinggir sungai. Karena kepercayaan magis itu, penduduk tidak berani mengganggu, apalagi menangkap ikan tersebut. Sebuah kepercayaan yang mampu mempertahankan keberlangsungan hidup ikan jurung hampir satu abad. 
Hal itu pula yang membuat ikan jurung tidak merasa takut bila ada warga beraktivitas di sungai. Mereka tidak bersembunyi atau menyelam saat ada warga mandi atau mencuci. Bahkan, seolah mengajak main, ikan-ikan tersebut berada di sekitar orang yang beraktivitas di sungai. 


5. Ikan Lele Telaga Ranjeng, Pekalongan
telaga ranjeng
Telaga Ranjeng atau juga yang biasa dikenal dengan Telaga Renjeng berlokasi di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan. Telaga ini dibangun pada tahun 1924 sebagai bagian dari kawasan cagar alam milik Perhutani Pekalongan Timur. Berada di bawah kaki Gunung Slamet, cagar alam tersebut memiliki luas 48,5 hektar terdiri dari hutan damar dan pinus yang mengelilingi telaga. Dahulu kala, Telaga Ranjeng merupakan tempat mandi para tokoh kerajaan di Jawa.
Di dalam Telaga Ranjeng sendiri ternyata ada ribuan ikan lele. Jumlahnya sangat banyak. Tetapi anda jangan berharap bisa memancing dengan leluasa dan membawanya pulang, lalu dibuat pecel lele. Menurut penuturan warga setempat konon dulu ada orang yang memancing lele dan langsung jatuh sakit.
Setelah lele itu dikembalikan ke dalam telaga, orang itu pun bisa sembuh kembali. Biarpun ini hanya mitos, tetapi banyak orang yang mempercayainya. Jadi, tidaklah heran kalau ikan lele yang dibiarkan hidup di dalam telaga menjadi jinak kalau diberi makanan oleh para pengunjung. Ikan-ikan itu juga bisa diajak bermain dan ini makin membuat para pengunjung betah dan terhibur.
Cerita mistik tentang Telaga Ranjeng tidak berhenti sampai disana. Kata pengelola telaga, ikan lele berukuran sama dengan jumlah ribuan ini dianggap keramat, bahkan bisa dikatakan kalau binatang tersebut menjadi penghuni telaga. Mereka tinggal di kedalaman 3 meter dan hanya bisa diajak bermain-main saja. Penamaan Ranjeng untuk telaga ini juga masih simpang siur. Konon, di tempat itu bersemayam 'Mbah Ranjeng' yang menjadi penjaga desa Pandansari dan sekitarnya.
Bagi mereka yang bisa melihat hal-hal ghaib, konon di tengah telaga ada sebuah istana gaib yang megah milik Mbah Ranjeng dengan ribuan pengawal yang selalu siap membantu Raja-nya untuk melindungi desa. Dan sebagai penjaga desa, Mbah Ranjeng akan memberikan isyarat akan datangnya berkah ataupun bencana dari dalam Telaga Ranjeng.
Dan masih menurut penuturan warga setempat, pada tahun 1988 banyak penduduk lokal yang bisa menyaksikan ada ikan raksasa berada di telaga. Walaupun tidak tahu pasti apakah cerita itu benar atau tidak, tetapi setelah itu banyak orang yang berkunjung ke Telaga Ranjeng untuk mencari berkah dari penunggu telaga. Mereka membawa uba rampe berupa kemenyan dan kembang tujuh rupa.


6. Ikan Lele Rambut Monte, Blitar
ikan lele rambut monte
Blitar juga menawarkan berbagai wisata alam yang indah. Satu di antaranya yang wajib kamu kunjungi adalah wisata Rambut Monte. Rambut Monte terletak di Desa Krisik, Kecamatam Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Di Rambut Monte ini terdapat telaga yang begitu bening dan dihuni spesies air ini.
Dari jernihnya telaga tersebut kita akan melihat seolah pepohonan bercermin hingga menghasilkan pantulan yang begitu indah. Air tepian telaga berwarna hijau mengelilingi pusat mata airnya yang begitu biru bening. Jika kamu mengunjunginya pasti akan tertarik untuk berenang di dalam telaga. Sayangnya ada larangan untuk itu. Telaga ini dihuni oleh ratusan ikan langka yang dikeramatkan oleh penduduk setempat Rambut Monte juga menjadi cagar alam sekaligus habitat bagi ikan-ikan yang kini spesiesnya hampir punah. Sekitar 100 ekor ikan sengkaring bisa kamu temui di sana. Ikan sengkaring ini bentuknya hampir menyerupai perpaduan hiu dan ikan lele.
Warga di sana ada juga yang menyebutnya ikan dewa. Ikan ini dianggap keramat, Menurut beberapa sumber konon jika menangkan ikan tersebut akan mendapatkan kutukan atau hal-hal yang tak diinginkan. Meski telah hidup bepuluh-puluh tahun lamanya, ikan di sini tak bertambah atau bahkan berkurang.



7. Ikan di Gua Ngerong, Tuban
ikan gua ngerong
Gua Ngerong terletak di Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Tuban. Gua berdiameter tiga meter ini dari kejauhan tampak berwarna hitam di beberapa bagian, merupakan warna dari ribuan ekor kelelawar jenis Rousettus sp dan Rhinolopus sp.
Konon menurut kepercayaan masyarakat setempat, di dalam gua juga terdapat ikan buta dan lele yang hanya tinggal kepala ekor dan tulangnya saja tapi masih hidup. Hanya saat tertentu saja ikan itu menampakkan diri. Warga percaya kalau ikan itu ratunya.
“Sebagian warga mempercayai ikan-ikan itu peliharaan Putri Ngerong yang merupakan jelmaan bidadari dan Senopati Kerajaan Gumenggeng yang dikutuk Dewa karena membuat kesalahan. Sehingga tak seorang pun yang berani menangkap ikan tadi,” ujar Edi, warga sekitar yang jadi pemandu wisata.
Konon sekira 2.000 tahun lalu berdirilah sebuah kerajaan Gumenggeng yang berpusat di dukuh Gumeng, Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, yang dipimpin seorang raja bernama Raden Arya Bangah, yaitu putra dari Kyai Gede Lebe Lontang.
Karena berada di pegunungan kapur, kerajaan Gumenggeng mengalami kesulitan mengakses sumber air terlebih saat musim kemarau, sehingga masyarakatnya sering dilanda paceklik dan kekeringan panjang.
Hal inilah yang menggerakkan Arya Bangah untuk melakukan lelana brata atau laku batin demi mendapatkan petunjuk dari dewata.
Selanjutnya ia memperoleh petunjuk yang mengatakan bahwa bila ada yang berani bersemedi di puncak gunung (saat ini bernama Desa Andhong), maka Kerajaan Gumenggeng, akan selamat dari kekeringan.
Maka Arya Bangah mengadakan sayembara, dan bagi yang bersedia akan dihadiahi tanah luas. Mendengar sayembara ini, muncullah orang yang bersedia melakoni persyaratan, yaitu Kyai Jala Ijo.
Sesampai di bukit, sang kyai bertapa mengheningkan cipta supaya mendapatkan bisikan gaib. Akhirnya Kyai Jala Ijo mendapat petunjuk untuk mencukil tanah di sebuah tempat yang masih merupakan wilayah kerajaan.
Tak pelak Kyai Jala Ijo kemudian menancapkan tongkatnya dan mencukil tanahnya. Dari cukilan tanah itu berhasil mengeluarkan air dan berubah menjadi celah (gua) yang berbentuk menyerupai rong (terowongan atau lubang), yang kemudian diberi nama gua Ngerong.



sources:
http://cikalnews.com/read/25554/27/7/2015/hanya-di-sini-ada-ikan-keramat-berusia-500-tahun
http://www.kompasiana.com/jelajah_nesia/misteri-penampakan-ikan-keramat-di-gua-ngerong-tuban_55205167813311667419f740
http://tabloidmetrolima.blogspot.co.id/2015/08/legenda-mitos-ikan-dewa-dan-pancuran-7.html
http://www.suara.com/yoursay/2015/03/31/022956/misteri-ikan-ikan-dewa-keramat-di-kolam-cigugur-kuningan
http://dailytorn.blogspot.co.id/2013/05/misteri-ikan-keramat-di-desa-rianiate.html
https://lifestyle.sindonews.com/read/933258/156/telaga-ranjeng-mitos-keberadaan-ikan-lele-jinak-1417740285
http://travel.tribunnews.com/2016/09/26/rambut-monte-tak-hanya-indah-dan-menawan-telaga-ini-juga-simpan-mitos-ikan-dewa?page=all

Subscribe to receive free email updates:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments