Mereka yang berhasil mengembangkan ide bisnis

To be a businessman or not to be a businessman. Tampaknya ini adalah pertanyaan yang terlintas di benak setiap orang. Ada banyak alasan yang mendasari mengapa seseorang biasanya menemui kesulitan untuk memulai sebuah usaha atau bisnis yang baru. Selain alasan klasik karena modal yang kurang memadai, yang tidak kalah pentingnya adalah karena belum menemukan ide bisnis untuk dilakukan.
Faktanya, bisnis yang muncul dari ide kreatif dan dimatangkan dengan rencana bisnis yang komplit lebih memiliki peluang keberhasilan yang besar dibandingkan dengan bisnis yang hanya meniru-niru bisnis yang sudah ada. Dan mereka yang telah berhasil mengembangkan ide bisnis yang berawal dari ide kreatif mereka.


1. Setipe.com
setipe.com
What: Setipe.com.
How: Website yang menyediakan jasa mempertemukan pasangan dengan bantuan algoritma psikologi kepribadian yang telah ditelaah kecocokannya.
Who: Razi Thalib, Christian Sugiono.
Why: Pencarian pasangan yang tidak berdasarkan pilihan yang random, tetapi atas pertimbangan preferensi pribadi dan rujukan algoritma kepribadian dari psikolog.
When: 2013.
Where: Kantor pusat di Jakarta.


2. The Million Dollar Homepage
What: The Million Dollar Homepage
How: Situs yang menjual jutaan “piksel” yang bila diklik oleh pengunjung situs itu, akan menjadi tautan menuju suatu situs web. Tautan itu menjadi sebuah iklan dan berharga 1 dolar Amerika.
Who: Alex Tew.
Why: Tew mencoba mendapatkan 1 juta dolar Amerika.
When: 2005.
Where: Wiltshire, Inggris.


3. Go Jek
What: Go Jek.
How: Sistem ojek profesional yang teintegrasi dengan internet. Bukan sebagai pemilik, tapi bermitra dengan pengemudi ojek.
Who: Nadiem Makarim.
Why: Permintaan masyarakat Jakarta akan jasa pengantaran yang cepat semakin tinggi.
When: 2010.
Where: Jakarta.


4. ManCan
ManCan

What: ManCan.
How: Bisnis produk lilin aromaterapi ini mulai menjadi lahan bisnis hanya dengan modal 100 dolar US dari uang tabungan sang penemunya dari hasil bekerja sebagai pengantar koran dan pinjaman 200 dolar US dari orangtuanya. Pada tahun pertamanya, ManCans berhasil terjual sebanyak 30.000 produk. Hingga saat ini, produk lilin aromaterapi ini sudah dikembangkan hingga tersedia dalam berbagai varian aroma, antara lain Bacon, Coffee, Cigar, Gun Powder, Sawdust, Fresh Cut Grass dan Cigar Box. 
Who: Hart Main. Ketika memulai usaha ini, usianya baru 13 tahun.
Why: Kaum pria kini mungkin bisa lebih menikmati relaksasi dengan lilin aromaterapi yang beraroma lebih maskulin.
When: 2012.
Where: Ohio, Amerika Serikat.
5. Butterfly Republic
What: Butterfly Republic.
How: Pembeli membeli dua tas dan membayar keanggotaan, langsung bisa memakai 24 tas secara bergantian dalam setahun
Who: Dini Indra.
Why: Wanita ingin memiliki beragam tas namun tak selalu memiliki kemampuan finansial yang mencukupi. Jadi, jika ada pria yang ingin mendukung pasangannya berhemat, bisa merekomendasikan jasa ini.
When: 2012.
Where: Jakarta.


6. Poklahsar Wana Lestari.
What: Kelompok Pengolah dan Pemasaran (Poklahsar) Wana Lestari.
How: Pengolahan buah bakau menjadi sirup, kue kering, sabun cuci, dan lain-lain.
Who: Anggota Poklahsar Wana Lestari.
Why: Hutan bakau banyak di Tuban dan sudah biasa dimanfaatkan warga sekitar namun belum banyak yang terpikir untuk menjadikannya sebagai industri.
When: 2011.
Where: Tuban, Bali


7. Bubble Ball
bubble ball
What: Bubble Ball.
How: Aplikasi psychic game ini bisa didapat di iPhone. Dalam waktu satu minggu usai diluncurkan, aplikasi permainan ini sudah di download satu juta orang, mengalahkan Angry Birds.
Who: Robert Nay. Ketika menciptakan aplikasi ini, dia baru saja berusia 14 tahun.
Why: Nay menciptakan aplikasi game ini hanya berbekal aplikasi game personal Corona dan pengetahuan yang didapatnya dari hobi membaca di perpustakaan.
When: 2010
Where: Utah, Amerika Serikat.


8. Dixii dan Yourwifi.
What: Dixii dan Yourwifi.
How: Yang pertama adalah sebuah badan konsultan untuk pengelolaan sumber daya manusia dan manajemen bisnis. Yang kedua adalah perusahaan komunikasi nirkabel yang menyediakan jasa untuk wisatawan yang sedang traveling.
Who: Noritaka Kobayashi.
Why: Berawal dari hobi jalan jalan mengunjungi beberapa negara di Asia tenggara, pria asal Jepang ini kemudian tertarik untuk mengeksplorasi lebih dalam potensi yang dimilikinya. Salah satu misi yang dimiliki Dixii adalah menjadi pendukung utama dari pertumbuhan kaum entrepreneur di Asia.
When: 2012
Where: Singapura dan Bali. Perusahaan konsultansi bidang kreatif di Bali, Wave, yang didirikannya sejak tahun 2014.


9. Evoucher.co.id
What: Evoucher.co.id.
How: Situs e-commerce yang menawarkan berbagai voucher daily deal untuk program atau produk tertentu. Kini Evoucher.co.id sudah mendapatkan kepercayaan yang tinggi. Terbukti dengan bantuan investasi sebesar miliaran rupiah dari sebuah perusahaan digital Korea Selatan.
Who: Danny Baskara.
Why: Ide ini berawal dari skripsi yang dikerjakan sang pendirinya yang hanya mendapatkan nilai C. Nilai yang kecil itu bersumber pada pemikiran sang dosen penguji yang waktu itu berpendapat bahwa e-commerce tidak akan mampu bertahan di Indonesia.
When: 2010.
Where: Jakarta.


10. Tongsis (Tongkat Narsis)
tongsis
What: Tongsis (Tongkat Narsis).
How: Monopod praktis yang digunakan untuk meletakkan ponsel sehingga bisa melakukan selfie seperti ini memang sudah ada semenjak 2 dekade lalu, namun Anindito mematenkannya dengan nama Tongsis. Hak patennya sudah didaftarkan sampai ke Amerika.
Who: Anindito Respati.
Why: Jarak kamera yang dekat dengan objek membuat hasil selfie menjadi kurang memuaskan.
When: Dipatenkan pada 2013.
Where: Jakarta.


11. Rumah Kebaya Anne Avantie
What: Rumah Kebaya Anne Avantie
How: Membuat koleksi kebaya dengan detail apik dengan garis kontemporer.
Who: Anne Avantie.
Why: Mengawinkan busana busana yang terinspirasi kebaya dan mengemasnya dengan rasa cinta Tanah Air.
When: 1989.
Where: Dimulai di Semarang, sekarang ada di kota besar seperti Jakarta.


12. Taco Express
taco express
What: Taco Express.
How: Sebuah label makanan food truck yang kini kerap dijumpai di berbagai titik keramaian di Jakarta. Kini, Taco Express sudah memiliki tiga unit kendaraan di Jakarta saja dengan konsumen loyal yang bisa memantau peredaran food truck lewat media sosial mereka.
Who: Joko Waluyo.
Why: Awal mulanya, ini dalah sebuah restoran yang berlokasi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Demi menghemat beaya produksi dari pos penyewaan tempat, dimulailah tempat makan berkonsep food truck dengan modal awal hampir 80 juta rupiah. Kini, dengan tiga mobil yang dimiliki, masing-masing unit bisa menghasil omzet keuntungan sekitar 60 juta rupiah setiap bulannya. Taco Express dikenal sebagai salah satu label food truck yang memiliki menu hidangan lezat khas Meksiko seperti Taco, Nachos, Burritos dan Quesadilla.
When: 2014.
Where: Jakarta, Indonesia.


13. Maicih
What: Maicih
How: Membuat makanan ringan berupa kripik dengan tingkat kepedasan berbeda.
Who: Reza Nur Hilman.
Why: Makin banyak orang tertarik makan pedas.
When: 2010.
Where: Dimulai di Bandung, sekarang bisa didapatkan di berbagai kota di Indonesia.


14. Rabbit Hole
rabbit hole
Buku cerita anak yang bisa dipersonalisasi.
Menjual produk dengan basis ilmu yang dimiliki. Itulah yang dilakukan oleh Devi Raissa. Melihat kurangnya buku anak di Indonesia, psikolog lulusan Universitas Indonesia ini menjalankan bisnis buku cerita anak yang dipersonalisasi dengan merek Rabbit Hole. Buku akan berisikan cerita dan gambar yang disesuaikan dengan karakter anak pemesan buku.
Dengan latar belakang ilmu psikologi, Devi akan membuat cerita yang sesuai dengan kebutuhan psikologis di usia sang anak. Sang anak pun akan menjadi tokoh utama dari cerita. Dengan menjadikan anak sebagai tokoh utama, diharapkan akan ada ketertarikan dari sang anak itu sendiri untuk membaca. Dari sisi psikologi, Devi melihat bahwa membaca dan dibacakan buku oleh orang tua bagi anak first reader itu penting. “Ketika dibacakan cerita oleh orang tua, pasti ada sentuhan fisik, seperti sambil dipangku atau dipeluk. Itu bisa mendekatkan orangtua pada anak,” ungkap wanita 28 tahun ini. Selain itu, diharapkan juga anak akan menjadi lebih cepat bisa membaca, menulis, dan memiliki perbendaharaan kata yang banyak.


15. Mr. Froniez
mr froniez
Label makanan dengan spesialisasi Kue Brownies Beku
Meskipun tidak memiliki pengetahuan dasar di bidang kuliner, sejak dahulu Mega selalu berhasrat untuk memperdalam hobi baking atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pastry. Selepas selesai kuliah, dia selalu bermimpi untuk bisa memulai usaha sendiri. Namun karena keterbatasan modal, dia harus bekerja di perusahaan lain. Setelah modal terkumpul, pada bulan Oktober 2011, dia mulai membuka usahanya. Keputusan untuk bergerak di bidang kuliner khususnya camilan didapatnya dari pertimbangan kalau jenis makanan ini bisa dimakan kapan saja. Lewat serangkaian survei yang dibuatnya, Mega mendapatkan hasil bahwa brownies merupakan salah satu kue favorit di lingkungannya di Surabaya. “Ibu dan beberapa tetangga saya gemar sekali membawa kue brownies untuk acara apa pun. Dari menjenguk orang sakit sampai bertamu,” ungkap lulusan jurusan Kimia Universitas Airlangga ini. Ide itu tak lama kemudian segera direalisasikannya.
Awalnya, Mega hanya membuat brownies panggang yang lazim dijumpai di mana saja. Selang waktu tiga bulan, dia merasa brownies kreasinya kurang mendapat respons yang baik dari pasar. Dia lalu berusaha putar otak untuk mencari inovasi. Hasilnya: brownies beku yang seperti dikenal sekarang. “Saya penggemar tiga dessert, brownies, cokelat dan ice cream. 
Saya kemudian terpikir sebuah ide gila untuk menyatukan ketiganya,” ujar Mega. Brownies beku buatannya mengandalkan tiga sensasi rasa berbeda. Sensasi tekstur diwakili elemen brownies klasik yang fudgy dan moist. Sensasi rasa bisa didapatkan dari cita rasa cokelat berkualitas yang dominan. Sedangkan sensasi dingin layaknya ice cream diwakili oleh cara penyajiannya. Masa tahan brownies beku Mr. Froniez bisa mencapai 10 hari jika disimpan dalam suhu ruangan, dan 3 bulan jika disimpan dalam freezer.
Kini, produk Mr. Froniez sudah bisa ditemukan di beberapa kota besar di Indonesia. Selain kantor pusat di Surabaya, label camilan ini juga sudah memiliki titik stockist di Bandung. Untuk kota-kota lain, mereka masih melakukan pengiriman setiap harinya dari Surabaya. Mega tidak menutup kemungkinan bagi siapa saja yang yang berminat menjadi stockist dari Mr. Froniez. “Mendekati bulan puasa Ramadhan, omzet kami bisa delapan digit.” Tantangan yang dihadapi Mega saat ini adalah bagaimana mengembangkan bisnisnya jadi lebih baik dan menjaga kualitas produk. “Kami ingin ketika ada yang berpikir tentang brownies beku, mereka akan teringat pada Mr. Froniez,” tambahnya.


sources:
Esquire, 7-15
http://www.asritadda.com/enterpreneurship/5-cara-menemukan-ide-bisnis-kreatif-dan-inovatif.htm

Subscribe to receive free email updates:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

1 comment

seneng banget ngelihat orang-orang yang sukses dari ide-ide bisnis mereka yang cemerlang, gak kaya saya ya mas bisanya cuma ngeweh aja. hehee

Balas