Oleh karena itu pada tahun 2013, Prof. Hoffmann dan Turelli memasukkan gen yang bersifat resisten terhadap insektisida ke dalam tubuh nyamuk bersama dengan Wolbachia yang ternyata membuat penyebaran bakteri ini kepada nyamuk lain menjadi lebih efektif. Prof. Hoffmann juga menyatakan bahwa induk nyamuk dengan gen resistensi isektisida dan bakteri tersebut secara bersamaan sehingga tidak perlu khawatir adanya keturunan nyamuk yang resisten insektisida namun tidak terinfeksi dengan Wolbachia.
Penemuan manfaat Wolbachia dalam mencegah transmisi virus melalui vektor serangga terutama nyamuk ini memberikan harapan baru di dalam pencegahan penyakit vector-borne disease seperti demam berdarah. Tidak hanya demam berdarah, penelitian Wolbachia pun telah dikembangkan untuk penyakit chikungunya dan malaria.
Wolbachia di Indonesia
Di Indonesia, para peneliti di Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM yang tergabung dalam Eliminate Dengue Project (EDP) telah melakukan pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia di wilayah Yogyakarta tepatnya di wilayah Kronggahan dan Nogotirto, Kabupaten Sleman. Pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia ini lebih bertujuan untuk menguji apakah populasi nyamuk yang awalnya dikembangkan di laboratorium itu dapat bertahan di lingkungan alami, bukan untuk menguji pengaruhnya terhadap jumlah kasus demam berdarah yang merupakan endemi di lokasi pelepasan nyamuk. Namun demikian, diharapkan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia ini akan menurunkan angka kejadian demam berdarah berdasarkan bukti-bukti yang didapat dari penelitan yang telah ada. Di Asutralia, setelah sekitar 3 tahun pasca pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia, belum dapat dilakukan pengukuran pengaruh pelepasan ini terhadap jumlah kasus demam berdarah dikarenakn jumlah kasus demam berdarah yang terjadi disana memang sudah rendah sejak awal.
Untuk bisa bertelur, nyamuk memerlukan darah sebagai makanannya. Para peneliti yang proyek Eliminate Dengue bergantian menyumbangkan darahnya. Mereka bukan menyumbang darah ke PMI, tapi untuk digigit oleh nyamuk-nyamuk pembawa bakteri Wolbachia. Orang yang digigit oleh nyamuk ini tidak akan terkena DBD atau demam berdarah tapi akan tetap merasa gatal seperti digigit nyamuk.
Bill Gates, pendiri Microsoft yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia, juga peduli untuk memberantas penyakit demam berdarah ini. Dia sempat datang ke Yogyakarta untuk mendukung proyek Eliminate Dengue. Sebagai orang terkaya di dunia, tentu saja dia membantu dengan memberikan sumbangan berupa uang. Untuk yang ini, dia tidak hanya memberi uangnya, tapi juga darahnya. Pak Bill merelakan tangannya untuk digigit oleh nyamuk pembawa bakteri Wolbachia. Tentu saja tangannya akan menjadi bentol-bentol!
sumber:
dr. Steven Sihombing, MD Tabloid, Nov 2014
Lauren MH, et al, scinece 2008; 322 (5902): 702
Moriera LA, et al, Cell 139, 1268-1279; 2009
McMenimann CJ, et al, Science 2009; 323 (5910): 141-4. 4. Hoffmann AA, Turelli M. Proc R Soc B 280:20130371
http://nationalgeographic.co.id/
http://bobo.kidnesia.com/
Bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih