10 Smart glasses yang jadi pesaing Google Glass
Google Glass ternyata bukan satu-satunya perangkat kacamata pintar yang berpotensi menjadi produk revolusioner. Berikut ini adalah para Smart galsses pesaing kacamata pintar Google Glass,
1. Vuzix M100
Seperti halnya Google Glass, kacamata Vuzix M100 Smart Glasses juga didesain untuk kebutuhan harian, seperti informasi, konten dalam pandangan, perekaman video dan fitur-fitur augmented-reality, serta sistem operasi Android.
Selain itu, M100 Smart Glasses juga didesain untuk bisa terintegrasi dengan ponsel. Ada pula fitur GPS dan pelacak lokasi.
Pertama kali dipamerkan di acara CES 2013, M100 Smart Glasses kini banyak disebut sebagai ‘pesaing kuat’ Google Glass.
2. Telepathy One
Agak berbeda dengan Google Glass, Telepathy One memiliki desiain setengah lingkaran yang dapat dikenakan di bagian belakang kepala pengguna. Perangkat ini dilengkapi dengan built-in headphones serta layar mini untuk keperluan visual.
Tidak seperti Google Glass yang diproyeksikan dapat memiliki beberapa fungsi, Telepathy One lebih ditujukan untuk keperluan spesifik. Kacamata pintar ini rencananya akan difungsikan sebagai alat komunikasi dua arah yang pengguna bisa membagi konten media seperti foto dan video secara real time.
Telepathy berencana merilis kacamata pintar besutannya ini pada 2014. Tahun yang sama dengan rencana Google meluncurkan Google Glass ke hadapan publik.
3. ORA-X
Perusahaan telah mengerjakan kacamata augmented-reality selama beberapa tahun terakhir. Optinvent meluncurkan sebuah kampanye Kickstarter untuk developer, menandai jika perusahaan telah siap untuk merilis produk dan bersaing dengan Google Glass.
Pada halaman Kickstarter, Optinvent menjelaskan jika ORA-1 tidak ditujukan sebagai kacamata pintar untuk konsumsi massal, melainkan sebagai platform bagi developer untuk membuat aplikasi. Dijadwalkan perangkat baru akan dikirimkan pada Januari 2015, sementara ORA-X untuk konsumen pada bulan Juni 2015.
ORA-1 sendiri dilengkapi “Flip-Vu” yang pada dasarnya merupakan augmented-reality mode atau glance mode. Smart eyeglasses ini juga dapat berjalan sebagai perangkat Android standalone yang menjalankan aplikasi Android (saat ini berjalan dengan Android 4.2.2). Dikatakan jika ORA seperti tablet Android dalam wujud kacamata.
- 4 Kota destinasi wisata terbaik di Indonesia
- 10 Kreativitas dari pemukiman kumuh
- Perusahaan dengan karyawan penyandang disabilitas
4. LaForge Optical Icis
Laforge Optical mencoba menghadirkan alternatif Google Glass yang terlihat lebih normal dengan memperkenalkan kacamata pintar bernama Icis.
"Kompetitor terbesar kami adalah Google Glass. Namun pendekatan yang kami lakukan berbeda, karena kami fokus menciptakan sebuah perangkat yang membuat orang tidak keberatan dengan tampilannya," ujar CEO Laforge Optical Corey Mack kepada CNET.
Icis menawarkan fungsi serupa dengan Google Glass, meski pada dasarnya ini adalah aksesoris Bluetooh untuk smartphone.
Menurut Mack, aplikasi untuk Icis kini tengah dikembangkan. Aplikasi ini nantinya akan tampil di user display, meski full-screen app akan diblokir untuk alasan keamanan.
Untuk mengumpulkan dana, Laforge Optical meluncurkan kampanye di situs Indiegogo dengan target akhir US$80 ribu.
Bagi para peminat, Icis sudah bisa dipesan di Indiegogo mulai 18 Februari 2014 dengan harga mulai US$320, tergantung spesifikasi para pemesannya.
5. Meta Pro
Seperti dikutip dari PhoneArena, kelebihan lain dari MetaPro adalah memiliki tampilan layar 15 kali lebih besar dari Google Glass. Namun sayangnya, MetaPro masih menggunakan kabel yang terhubung ke komputer kecil (bisa dimasukan ke dalam saku).
Untuk mendukung kinerja, kacamata besutan startup yang berbasis di Silicon Valley bernama Meta ini diperkuat dengan CPU Intel i5 1,5 GHz, termasuk RAM sebesar 4 GB dan SSD 128 GB.
MetaPro memungkinkan pengguna untuk melakukan sinkronisasi dengan smartphone di ruangan terpisah sehingga dapat melihat gambar virtual melalui handset mereka. Sementara itu para pengembang tengah mengerjakan beberapa aplikasi yang kompatibel untuk kacamata ini, termasuk game live-action dan aplikasi medis untuk mengetahui tanda-tanda vital pada pasien melalui layar.
Untuk kenyamanan pengguna, rencananya Meta akan memangkas koneksi kabel tersebut dan menawarkan koneksi nirkabel seperti Google Glass. Harganya Rp 36,5 juta, dua kali lipat lebih mahal dari Google Glass
6. Sony SmartEyeGlass
Gadget wearable ini diumumkan Sony pada event Consumer Electronics Show (CES) 2015 di Las Vegas. Selain mengumumkan modul display lensa tunggal SmartEyeglass Attach, Sony juga menunjukkan software developer kit (SDK) yang memungkinkan developer membuat software untuk device tersebut.
Saat ini, SmartEyeglass Attach masih berupa prototipe. Sama seperti Google Glass, SmartEyeglass Attach memiliki bagian layar kecil di depan mata penggunanya.
7. Recon Jet
Seperti halnya Google Glass, Recon Jet ini dilengkapi dengan prosesor dual core. Selain itu, kacamata ini juga memiliki konektivitas seperti Bluetooth, WiFi, GPS serta ANT+. Selain itu, kacamata pintar ini juga telah didesain agar bisa dipakai dalam berbagai jenis kondisi, baik hujan, salju ataupun musim panas.
8. Galaxy Glass
Kacamata pintar milik Samsung itu pun memiliki fitur yang tak jauh berbeda dengan Google Glass. Fitur tersebut di antaranya adalah menghubungkan kacamata dengan perangkat lainnya, melakukan panggilan, mendengarkan musik, menampilkan pesan dan sebagainya.
Sumber internal Samsung mengatakan kalau kacamata pintar milik Smasung tersebut adalah sebuah konsep baru dalam segmen perangkat wearable. Sumber itu pun mengatakan kalau kacamata pintar tersebut akan memperlihatkan desain yang sangat atraktif. Dan karena kacamata pintar adalah sebuah aksesoris, maka desain luar menjadi hal yang sangat diperhatikan.
9. Epson Moverio BT-200
Mirip dengan Oculus Rift, smartglass Epson Moverio BT-200 menyajikan view panorama 360 derajat dengan memakai software pihak ketiga.
Meski memiliki fitur umum seperti slot memori, Bluetooth, kamera, motion tracker, dan gambar 3D, kacamata pintar ini bukanlah produk wireless.
Menggunakan kabel yang terhubung ke sebuah Trackpad, kacamata ini 'dikendalikan'. Meski demikian, alat pengendali atau Trackpad terlihat ramping.
Pada Trackpad tertanam sistem operasi Android 4.0 ICS dan sejumlah fitur lain termasuk SD Card dan Bluetooth.
10. Atheer One
Atheer One memang memiliki harga yang lebih murah dibanding Google Glass, namun Atheer One ini tidak dapat dikatakan sebagai barang/produk yang murahan. Sebagai pesaing dari Google Glass, Atheer One tampil dengan beberapa fitur yang tidak dimiliki oleh kacamata pintar Google, seperti tampilan virtual 3 Dimensi yang memungkinkan kita berinteraksi melalui tangan.
Atheer One ini pada dasarnya berfungsi sebagai aksesoris yang dapat meneruskan notifikasi-notifikasi serta akses aplikasi yang ada pada smartphone Android melewati kacamata dengan menampilkan gambar virtual, misalnya notifikasi pesan masuk ataupun telepon masuk. Jadi Atheer One ini memiliki kabel yang berfungsi untuk menyambung koneksi ke smartphone Android.
sumber:
http://www.telkomflexi.com/
http://teknodev.inilah.com/
http://www.wareable.com/
http://tech.dbagus.com/
http://gadget.gopego.com/
http://teknologi.inilah.com/
http://gadgetekno.com/
http://techno.okezone.com/
http://www.beritateknologi.com/
Bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih