7 Kasus penyelundupan hewan dengan cara sadis

Fenomena penyelundupan satwa yang dilindungi semakin marak karena harganya yang tinggi di pasar gelap, berbagai cara digunakan untuk menyelundupkan hewan hewan berikut ini. Para pelaku penyelundupan hewan dengan cara yang unik sekaligus sadis. Karena diselundupkan dengan cara yang sadis, banyak hewan yang akhirnya mati saat ditemukan oleh petugas kepolisian, 7 kasus penyelundupan satwa berikut ini terbilang cukup unik sekaligus sadis. Berikut 7 Kasus penyelundupan hewan dengan cara sadis. 



1. Kakatua di dalam botol air mineral
kakatua di dalam botol air mineral
kakatua Jambul Kuning termasuk burung di Indonesia yang terancam punah. menurut organisasi perlindungan hewan Internasioanl, IUCN Red List tahun 2007, burung yang berhabitat di pulau Sumba, Sulawesi, Bali dan Timor ini jumlahnya tidak lebih dari 7000 ekor.
Beberapa waktu lalu, Kepolisian Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya berhasil mengagalkan penyelundupan Kakatua Jambul Kuning ke pulau Jawa. Hal yang membuat semua orang terkejut adalah cara pelaku yang cukup sadis dengan menyelundupkan burung ini disekap di dalam botol plastik air mineral kecil, sehingga burung burung tersebut tidak bisa bergerak dan hanya bernafas lewat lubang kecil, Akibatnya 11 ekor burung telah mati saat ditemukan.


2. Bungkusan Gudeg
penyelundupan hewan dalam bungkusan gudeg
Bandara Internasional Adisutjipto kembali menggagalkan upaya penyeludupan satwa ke luar negeri (LN). Puluhan satwa dari berbagai jenis itu rencananya  dibawa menuju Bangkok oleh kedua pelaku warga Magelang.
Dari informasi yang dihimpun, kedua pelaku menggunakan pesawat Air Asia QZ 7557 yang akan berangkat pukul 12.15 WIB. Sebelum menuju Bangkok, pesawat terlebih dahulu transit di Jakarta.
Keduanya diamankan setelah petugas aviation securty yang bertugas di screening check point II Terminal B Adisutjipto mencurigai sebuah pembungkus gudeg yang dibawa. Kepada petugas, awalnya pelaku mengaku bungkusan itu berisi gudeg.
“Setelah dicek ternyata berisi satwa,” jelas General Manager Bandara Internasional Adisutjipto Agus Pandu Purnama. Di dalam bungkusan itu petugas mengamankan sejumlah satwa seperti biawak 20 ekor, 10 kadal, 20 kura-kura, 10 kodok  dan ular 5 ekor.
Atas hasil temuan itu, pihak bandara kemudian menyerahkan ke Balai Karantina Pertanian Kelas II Jogjakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.


3. Buaya penyebab kecelakaan pesawat
penyelundupan buaya
Seekor buaya coba untuk diselundupkan dalam penerbangan domestik di Republik Demokratik Kongo pada tahun 2010. Peristiwa ini juga diklaim menjadi penyebab kecelakaan pesawat yang menewaskan 20 orang dari 21 penumpang di dalamnya.
Menurut laporan berita, reptil itu melarikan diri dari sebuah tas ransel di kabin dan membuat panik seluruh penumpang dan awak. Kondisi ini membuat konsentrasi awak terganggu dan kecelakaan pun terjadi, hanya satu orang yang terselamatkan dalam kecelakaan tersebut. Buaya itu sendiri selamat dari kecelakaan tetapi kemudian dibunuh dengan parang.


4. Puluhan ikan tropis di balik rok
penyelundupan ikan
Pasti ada sesuatu yang mencurigakan dengan cara dia berjalan. Pejabat pabean menghentikan seorang wanita ketika ia tiba di Melbourne pada penerbangan dari Singapura dan menemukan 51 ikan tropis hidup diduga disembunyikan di celemek yang dirancang khusus di bawah roknya.
Selama pencarian petugas bea cukai menjadi curiga setelah mendengar suara 'kecepak' yang datang dari balik roknya.Pemeriksaan menemukan 15 kantong plastik berisi air dan ikan yang disembunyikan di dalam celemek yang dirancang khusus.
Ikan itu kemudian diidentifikasi sebagai ikan tropis dengan satu ikan lele, Asian Arowana, yang terdaftar pada Konvensi Perdagangan Internasional Endangered Species (CITES). Semua ikan ini dilarang di impor. Nilai ikan diperkirakan $ 30.000.


5. Ular di Pipa Paralon
ular di pipa paralon
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno – Hatta berhasil menggagalkan upaya penyelundupan satwa yang dilindungi ke negara lain.
Seperti dirilis Humas Barantan Kementan, awalnya para petugas mencurigai dua buah paket dari dus ketika melewati layar X-ray. Barang itu berupa 2 paket kardus. Sementara di bungkusan dus tersebut ada tulisan barang itu akan dikirim ke Negara Hongkong.
Bersama dengan pegawai kantor pos, petugas karantina segera memeriksa isi paket. Setelah dibuka, paket itu berisi pipa paralon dan di dalam paralon itu tersimpan beberapa ekor reptile seperti ular Chondro Phyton, dua ekor biawak kuning Papua dan dua ekor biawak biru Papua.
Mengetahui reptile - reptil itu tidak dilengkapi dengan dokumen, petugas karantina kemudian mengamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut ke alamat yang tertera di paket tersebut. Hingga kini, petugas belum dapat menemukan siapa yang bertanggungjawab atas usaha penyelundupan reptile tersebut.



6. Monyet di kaus kaki
penyelundupan monyet
Penyelundupan dengan cara menyembunyikan hewan di tempat yang tak wajar atau dengan cara yang sadis juga terjadi di meksiko. Pada bulan Juli 2010, seorang laki laki asal Peru ditangkap di Mexico City International Airport karena ketahuan membawa monyet Titi secara ilegal. Tragisnya polisi bandara menemukan 18 monyet Titi ini disekap di dalam kaus kaki yang ditempelkan ke badan si penelundup.
Monyet berukuran kecil ini sudah masuk dalam daftar Critically Endangered (CR) oleh IUCN Red List, maka dari itu, harga monyet Titi di pasar gelap lumayan tinggi yakni sebesar 1000 dollar Amerika atau sekitar 13 juta rupiah. 


7. Kebun binatang di dalam koper
kebun binatang di dalam koper
Sebelum kasus penyelundupan Kakatua Jambul Kuning, ada satu lagi penyelundupan dari Indonesia yang terungkap. Parahnya hewan yang diselundupkan cukup banyak. 
Pada April 2015, petugas Domodevodo International Airport, Moskow, Rusia menahan seorang wanita yang baru saja datang dari jakarta, Indonesia. Wanita Rusia ini membawa koper penuh dengan hewan langka yang terdiri dari 55 ular, 35 kadal, 7 kura kura, 6 lemur, 2 monyet, 2 anak buaya dan 1 anak leopard. Semua hewan tersebut disekap dalam boks plastik kecil dan kantong kain, sebelum dimasukkan ke koper besar. Untungnya pas diselamatkan petugas, sebagian besar hewan tersebut masih hidup meskipun dalam kondisi mengenaskan. Tapi 2 anak buaya tidak berhasil bertahan dan sudah mati saat ditemukan.


sumber:
https://www.radarjogja.co.id/lagi-bandara-gagalkan-penyelundupan-satwa-ke-ln/
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/01/enam-cara-manusia-selundupkan-hewan-langka
http://sains.kompas.com/read/2015/06/24/21334011/CS.File.Penyelundupan.Sadis.Kakatua.Jambul.Kuning
https://www.betaenews.com/Berita/PERTANIAN/Karantina/Karantina-Soetta-Gagalkan-Penyelundupan-Reptil.html
http://global.liputan6.com/read/2823049/4-hewan-ini-terbukti-bisa-memicu-kecelakaan-pesawat

Subscribe to receive free email updates:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments