Sejumlah murid belajar di ruang kelas yang terbuat dari gubuk bambu di SDN 12 Pemongkong,Kecamatan Jerowaru, Selong, Lombok Timur, NTB. SDN yang memiliki 203 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 tersebut kekurangan bangunan ruang kelas yang permanen sehingga para siswa harus rela belajar di ruang gubuk beratapkan alang-alang.
Semangat Siswa SDN Tapos 4, Kecamatan Tenjo tetap belajar di dalam gubuk karena keterbatasan ruangan kelas.
Masih mengeluh sekolahmu tidak memiliki fasilitas keren semacam AC di dalam ruangannya? Jangan banyak mengeluh! Coba kamu lihat bagaimana pelajar SD ini sekolah. Hanya berdinding bambu yang sudah jebol, itu tak mengurangi semangat mereka untuk menjadi pintar.
Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Budiwangi, Cisempur, Kecamatan Cibalong, Tasikmalaya, Jawa Barat, terpaksa belajar di gubuk. Pantauan SCTV, belum lama ini, kondisi gubuk pun sangat memprihatinkan. Selain dindingnya terbuat dari bilik, saat hujan datang ruangan menjadi becek karena lantainya menggunakan batu bata bekas gedung sekolah yang runtuh.
Beruntunglah kamu yang bersekolah membawa gadget canggih semacam tab atau laptop untuk mencatat pelajaran. Atau di kelasmu yang terdapat LCD proyektor ketika gurumu menjelaskan pelajaran. Tapi bagaimana dengan bocah-bocah ini? Jangankan papan tulis, sang guru harus menulis di semacam kertas yang ditempelkan seadanya. Hebat karena mereka masih bersemangat.
Kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri Tangkul di Desa Rendenao, Kabupaten Manggarai, Nusatenggara Timur, sangat memprihatinkan. Sebagian besar muridnya belajar di luar kelas. Pasalnya, dari delapan kelas, hanya dua yang terpakai. Meja dan bangku di kedua kelas yang baru dibangun satu tahun silam itu pun tidak layak pakai. Sejumlah ruangan lain dipakai untuk guru dan kepala sekolah.
SEKOLAH ITU YANG PENTING GAULLZZ..!! ckckck
AKU INGIN SEKOLAH...
Lihatlah seorang anak kecil tanpa daksa sedang bermain ceria bersama teman-teman sebayanya di bawah pohon bambu, tempat dia tinggal Kampung Bungbulang RT 03/01 Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Kab. Cianjur.
Meskipun tidak memiliki kedua kaki, namun Rijal(7), anak pasangan Ujang (34) dan Eneng (29) itu tampak ceria. Kondisi tanpa daksa ternyata tak menyurutkan keinginannya untuk belajar. Rijal bahkan berkali-kali merengek kepada neneknya yang selama ini mengurusnya agar dibelikan buku tulis dan spidol.
sekolah anak jalanan
MASA DEPANKU DIMULAI DARI SEKARANG...!!
”Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.”(HR. Ibnu Majah ).
Inovasi Pengering Kaki
Kecil-kecil cabe rawit, masih SD tapi sudah menelorkan inovasi. Berawal dari kotor dan beceknya lantai masjid sekolah oleh sisa air wudhu (bersuci), dua siswa SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Jawa Timur, mempunyai ide unik. Mereka menciptakan alat yang berguna untuk mengeringkan kaki. Kaki bersih dan kering, lantai masjid pun bebas dari becek dan kotor.
Dua siswa berbakat itu adalah Balqis Nabilah Yeni Kusumawati dan Muhammad Rafly Rahardian. Alat yang mereka ciptakan mereka beri nama Faster Drying Feet (pengering kaki cepat). Uniknya, alat sederhana ini sebagian besar dibuat dari barang-barang yang sudah tak digunakan lagi.
Sepeda Listrik
Munculnya mobil Kiat Esemka hasil karya anak sekolah menengah kejuruan ternyata menjadi pemicu kreativitas di kalangan pelajar SMK lainnya. Kali ini giliran murid-murid SMKN 2 Karanganyar, Jawa Tengah, yang berkreasi merakit sepeda listrik.
Sepeda listrik tidak berbeda dengan sepeda angin. Terdapat lampu, pedal kayuh, serta sadel. Namun, pengendara tidak perlu bersusah payah untuk mengayuhnya. Cukup menekan gas saja layaknya mengendarai sepeda motor. Penggerak utama sepeda adalah modul motor yang ditanam di velg belakang. Untuk sumber daya digunakan tiga buah aki 12 volt.
Pembuatan dan perakitan sepeda ini seluruhnya dikerjakan para siswa. Hanya mesin penggerak saja yang masih mengadaptasi sistem dinamo. Untuk mengisi daya listrik tinggal menghubungkan charger dengan sumber listrik dengan menggunakan kabel biasa selama minimal satu jam.
Meminimalisir Kecelakaan Kereta Api
Prihatin dengan banyaknya kecelakaan yang diakibatkan karena banyaknya perlintasan kereta api yang tidak berpenjaga, salah seorang pelajar SMA Negeri 1 Kudus, Mohamad Ridho Tholabi membuat inovasi palang pintu perlintasan KA otomatis dengan teknologi sensor infra merah.
Dengan piranti ini, berbagai kecelakaan yang terjadi di perlintasan KA tak berpenjaga bisa ditekan semininal mungkin. Seperti apa?
Hingga kini, sudah banyak kejadian kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di perlintasan KA tak berpenjaga.
Kondisi ini membuat prihatin Mohamad Ridho Tholabi. Pelajar yang kini duduk di kelas XI SMA N 1 Kudus ini pun termotivasi membuat teknologi pintu perlintasan kereta api yang bisa bekerja bekerja sendiri (otomatis). Meski tidak dijaga oleh petugas, namun palang pintu ini secara otomatis akan membuka dan menutup. Prinsipnya jika ada KA yang hendak melintas di perlintasan, maka palang pintu akan menutup sendiri. Sehingga secara otomatis pengendara pun akan berhenti dan antri menunggu hingga kereta melaju.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. al-Mujadalah : 11)
source:
http://www.radar-bogor.co.id/
http://news.liputan6.com/
http://www.kapanlagi.com/
http://news.liputan6.com/
http://secangkirkopipagi.wordpress.com/
http://gosuk.wordpress.com/
http://berita.plasa.msn.com/
http://daerah.sindonews.com/
backsound by: Sarah McLachlan - Angel
bilamana terdapat keslahan, mohon diralat, terima kasih